Minggu, 19 Mei 2013

Legendary Hunter Story episode 10 : Gypceros : Venomous Terror


Pada cerita sebelumnya, Marco telah mengetahui kalau mendiang ayahnya adalah seorang Dragon Killer yang tersohor. Kini tekadnya semakin tebal untuk membunuh Fatalis. Bagaimana ceritanya?, langsung simak berikut ini.

            “sekarang apa yang ingin kau lakukan Marco, begitu kau mengetahui bahwa ayahmu seseorang bagian dari kami” tanya Kazuo, “aku akan meneruskan tekadnya yang tak kenal rasa kematian, mulai sekarang aku akan jadi hunter sejati” katanya dengan wajah meyakinkan dan menggenggam tangannya. “halah, tidur aja sudah seperti orang mati, dibanguninnya susah hahahaha” ejek Flinch. “tapi… itu kan…. Ha aaahhh” Marco tertunduk lesu. “hahahahahaha” semua hunter tertawa riang bersamaan.

            Setelah melewati perjalanan yang panjang, para hunter Jumbo telah sampai di desa. Mereka disambut oleh Chief serta para Hunt Instructor lainnya. “wah wah, bagaimana liburan kalian disana? Apa menyenangkan ? ” tanya Chief. “yah, begitulah Chief. Banyak hal yang kami alami disana. Yang paling merepotkan adalah waktu pasangan Plesioth datang pada akhir kunjungan kami disana. Tapi coba lihat siapa yang ada di balon udara? ” tutur Mizuki yang membuat Chief panasaran. Lalu keluarlah para T.K. Brother dari balon udara. “hei, hei, hei. Kau tidak bertambah tua ya, Chief Bara Dragon” ujar Kazuo dengan memeluk Chief. “tak kusangka kalian kembali dari petualang kalian, sudah setahun kalian meninggalkan desa”
“yahahahaha, aku sudah lupa berapa lama kami meniggalkan desa ini” tawa Tetzuo. “kami kembali karena kebetulan melihat hunter Jumbo di kota Oasis. Karena rindu kampung halaman, kami mudik deh, hahahaha” potong Kazuo riang.

            “jika kalian lelah, silahkan berkemas dan kembalilah ke asrama. Ambilah istirahat kalian. Kalian aku perbolehkan 3 hari tidak mengambil misi, jika ingin mengambilnya ya terserah kalian saja” perintah Chief. “baik Chief” jawab Hunter yang telah menyelesaikan misi di kota Oasis. “untuk T.K. Brother. Aku ingin bicara dengan kalian berdua. Silahkan ke rumahku”

            Para hunter kembali ke kamar asrama masing-masing, begitu pula dengan Marco dan Flinch. “haaaaahh,  aku kangen dengan kamar ini. rasanya seperti pergi 1 tahun” kata Flinch sambil menghela napas dan tiduran. “lihat ini, semuanya berdebu. Flinch, kau tau harus apa?” tanya Marco. “ya, aku tau maksudmu. Kita akan membersihkan kamar ini”
“bukan. Maksudku, kita harus tidur hingga 3 hari kedepan. Aku lelah sekali, brukk” Marco menjatuhkan badannya ke kasur. “grhaaaaaa, dasar” braakkkkk, Flinch menendang Marco hingga jatuh dari kasurnya. “aduduh, bisa halus sedikit gak sih?”. “jangan mentang-mentang kau anak dari salah seorang Dragon Killer kau bisa berbuat seenaknya, kini aku akan mendidik mentalmu. Supaya kelak kau bisa meyakinkan ketua Dragon Killer. Bahwa kau bisa menjadi generasi penerus” ujar Flinch meyakinkan “ah bodoh amat, aku tidur dilantai saja. Biar kau tidak bisa menjatuhkanku dari kasur” keluh Marco.

            Keesokan harinya, para hunter Jumbo memulai aktifitas seperti biasanya. yaitu berburu para monster. Kini, area Swamp telah dibuka karena banyaknya monster yang berkeliaran di sekitar Swamp. “ya ampun, dia betul-betul tidur dilantai. Setan apa yang merasukinya?” Flinch bingung. Byurrrr, dia mengerjai Marco dengan mengguyurnya hingga basah kuyup. “wuaaaahhh, selamatkan barang kalian, tsunami datang” Marco mengigau. “banguuuuunn, ini sudah pagi” teriak Flinch membangunkan Marco. “wah, udah pagi ya?” tanya Marco. “gak kok, ini sudah malam (you don’t say), cepat bangun. Kita akan membersihkan kamar ini dulu dan pergi menjalankan misi” bentaknya. Setelah Marco bangun dari tidurnya dia bergegas pergi mandi dan langsung membersihkan kamar dengan partnernya.

 “wahh, SnS Velocydrome Dagger ku terlihat sudah menumpul, sebaiknya aku mengasahnya dulu” kata Marco. “bagaimana kalau kita mengambil misi selanjutnya dengan memakai senjata ini?. Sudah lama rasanya aku tidak memakai SnS ini” Flinch mengatakan idenya. Marco pun menyetujuinya, lalu mereeka pergi ke bar setelah selesai mengasah senjatanya.

“hai Nokino. Lama tidak bertemu, rasanya kangen kalau tidak bertemu denganmu” Marco berusaha memeluk Nokino. “hahaha, bisa saja kau ini” jawabnya. Namun Flinch menjewernya dan membawa dia ke papan Monster Reward. “lihat ini, Gypceros. Bintang 1 dungeon Swamp. Kita ambil yang ini, aku ingin menelusuri daerah itu” pinta Flinch. “oke, terserah kau saja. Akan kubawa kertas misi Venomous Terror ini”. lalu Marco kembali menemui Nokino yang sedang melayani para hunter lain untuk menyetujui kontrak. “wah, akhirnya kau sudah menentukan misimu, Komar” sapa Nokino.
“Komar?, namaku Marco bukan Komar -_-‘a, ah sudahlah. Kami berdua mengambil misi ini. berapa biaya kontraknya?”, “Cuma 150z perorang J” jawab hangatnya. Setelah mengambil misi, mereka berdua segera pergi ke Swamp untuk menjalankan misinya. Tapi sebelum itu, mereka tak lupa untuk membeli item pendukung untuk digunakan pada misinya.

            “tempat yang bagus, kita dirikan camp disini” perintah Flinch. setelah beberapa menit kemudian, camp yang mereka bangun jadi juga. “hemmm, Flinch. itu shakalaka?, ayo segera habisi”. Marco penasaran dengan sosok seorang yang tubuhnya kecil sekali. “heii, aku bukan shakalaka anak muda. Aku trade elder. Jika kau punya barang bagus, kau bisa tukar denganku”. Marco berhenti sejenak.
“waaaaaa, shakalakanya bisa bicara. Dia shakalaka yang aneh” Marco masih tidak percaya. Duuaaaakkk, trade elder memuluknya dengan tongkat yang dia pegang. “sudah kubliang aku bukan shakalaka”. “aduduh, iya iya… aku kan hanya bercanda”

            “sedang apa anda berkeliaran disini kek, bukannya daerah Swamp kini sedang dihuni para monster?” Flinch bertanya pada Trade Elder. “aku sedang mengamati flora disini dan aku bersedia melakukan barter”
“wuaahh, apa kau punya senjata elemen dragon kek, akan kutukar dengan temanku ini, bawalah dia, suruh dia semaumu” ucap Marco tanpa pikir panjang. Lalu…. Duaakkk, buaakkk…. Flinch dan Trade Elder memukul kepalanya bersamaan. “adududuh, Flinch memukulku itu sudah biasa, tapi kenapa anda juga memukulku?”
“aku juga ingin memukulmu, sekedar iseng gyahaahahaha” tawa ceria sang Trade elder. “abaikan saja dia kek, emang kelakuannya begitu” tutur Flinch. “cih, daripada aku dipukuli terus, mending aku menelusuri daerah ini saja dulu. Oii Flinch, ikut tidak?” teriak Marco yang mulai meninggalkan Flinch. “aku akan menyusulmu, kau duluan saja”

            “kalian disini akan mengambil misi apa?” tanya sang kakek, “kami akan memburu Gypceros kek, apa anda tau sesuatu tentang monster ini?”
“sebentar, akan kubuka buku ecology (srak, srak). Nah ini dia Gypceros. Menurut keterangan buku ini, Gypceros adalah reptile tingkat medium, perwujudannya seperti burung dicampur wyvern. Buku ini mengatakan, kau harus hati-hati dengan ludah beracunnya dan ligthcrystal yang ada diatas kepalanya. Itu bisa membuat kalian terkena Faint. Kalau kalian tidak ingin terkena serangan itu, hancurkan saja batu yang ada dikepala monster itu. Gypceros bisa ditemukan di Swamp yang mempunyai kelembaban tanah yang tinggi. Dan bisa juga di daerah Jungle” ucap panjang kakek yang menjelaskan seluk beluk Gypceros. “wah wah, kalau kami terkena Poisonous Spit, bagaimana untuk menetralkannya kek?”

            “coba kau combine Blue Mushroom dan Antidote Herb, lalu jadilah Antidote. Fungsinya untuk menetralkan segala racun yang ada ditubuhmu” jawab sang kakek Trade Elder. “oke, Blue Mushroom dan Antidote Herb. Lalu apa anda tahu cara lain untuk menghindari serangan Flash dari Gypceros?” Flinch yang masih belum puas bertanya.
“ada berbagai cara. Salah satunya ya seperti yang kubilang tadi. Cara kedua, saat dia hendak mengeluarkan cahaya Flash dari kepalanya, berlarilah dengan kencang membelakanginnya, lalu jatuhkan tubuhmu saat dia mengeluarkannya. Jika sala satu dari kalian terkena serangan itu, maka tendang saja kakinya. Dia akan kehilangan keseimbangan lalu sadar saat berada di tanah”

            “terima kasih atas semua info yang anda berikan, aku harus menyusul si bodoh itu” ucap Flinch meninggalkan trade elder. Sementara itu Marco yang masih mengelilingi daerah Swamp dikejutkan oleh suara kepakan sayap yang datang dari atas.



“cih, monster itu memang datangnya tak terduga. Apa boleh buat, aku harus mengahadangnya hingga Flinch datang membantu, sebaiknya aku bersembunyi” batin Marco. Gypceros sudah menginjakkan kakinya ketanah, dan Marco yang menyadari hal itu langsung melempar Flash Bomb ke arahnya. Bwuuunnggg, dar, claaaanggg. Namun apa yang terjadi? Gypceros itu malah tidak terkena efek dari Flash Bomb yang dilempar Marco. Kini Gypceros melihat Marco yang sedang bersembunyi dan terjadilah pertarungan antara mereka berdua. Flinch yang sedang mengcombine Blue Mushroom dan Antidote Herb mendengar suara pertarungan antara Marco serta Gypceros. “gawat, rupanya dia sudah berhadapan dengan monster itu. Aku harus cepat-cepat menyelesaikan combine ini”


            Begitu selesai dengan urusan combine, Flinch langsung mendatangi Marco yang kelihatannya di area 6. Sesampainya disana, dia melihat temannya sedang terkena faint  serta racun  dari Gypceros. “lho he, he lho. Eh, ada si Flinch naik haji, sudah makan es rujak ya?” ucap Marco yang tak sadarkan diri. “sial, dia sampai mengatakan yang tidak-tidak” batinnya. Lalu, Flinch menendang kaki Marco hingga dia jatuh tersungkur dan memberikan 5 botol Antidote pada padanya. “segera minum itu, dan kembali bertarung dengannya lagi” teriak Flinch. gluukkk, “oekkk, rasa ramuanmu selalu aneh” , “jangan banyak omong. Bantu aku, dasar bodoh” bentak Flinch yang kewalahan melawan Gypceros.

            Mereka berdua langsung menggempur Gypceros dengan berbagai macam serangan. “Marco, buat dia jatuh lalu kita serang kepalanya hingga batu itu hancur. Dengan begitu, dia tidak bisa mengeluarkan Flashlight lagi”. Marco yang mndengar perintah itu langsung menjalankannya. Dia bertubi-tubi menyerang kaki Gypceros untuk merubuhkannya. Usaha yang dia lakukan tidaklah sia-sia, tak lama kemudian sang Gypceros berhasil rubuh dan mereka berdua menyerang kepalanya hingga batu yang ada dikepalanya pecah. Setelah batu dikepalanya pecah, Gypceros langsung terbang tinggi meninggalkan mereka berdua. “wah, wah. Rupanya dia pindah area, segera ikuti dia, Marco”

Mereka langsung mengikuti Gypceros yang terbang entah menuju area mana. Setelah sampai diarea 2, Gypce (panggilan Gypeceros) mendarat dengan terbang rendah. “seperti biasa, kita jalankan strategiku seperti tadi” ucap Marco meyakinkan “iya iya, aku sangat mengerti bagaimana strategimu”. Marco lari kehadapan Gypce dan dia mulai memancing perhatiannya, sementara Flinch sedang melancarkan serangan secara diam-diam, sehingga reptile itu tidak melihatnya. Strategi Marco berjalan dengan baik, alhasil Gypce itu terjatuh. Tanpa buang-buang waktu lagi, mereka berdua segera menyerang kepala monster itu.

Dengan serangan yang mereka lancarkan, Gypceros pun terlihat sudah tumbang. “hei, hei, hei. Kenapa ini sangat mudah?” tutur Marco. “sudahlah, kita carve saja dulu” sahut Flinch. Namun apa yang terjadi?.... Gypceros itu langsung bangkit dengan memberontak setelah mereka berdua mengira monster itu telah mati.



“sial, kenapa dia hidup lagi?, apa dia pura-pura mati tadi?” Marco kesal. “rupanya dia reptile yang pintar, dia berbeda dengan temanku ini” Flinch menyampaikan pendapatnya. “-_-‘a, hey Flinch, apa yang kau maksud ‘dia berbeda dengan temanku ini’. Kau pikir, aku segitu bodohnya apa?

            Gypce terlihat sudah bangkit dari “kematian” nya yang palsu. Mereka berdua tak tinggal diam setelah terkecoh akan “kematian” palsu Gypce. “jangan diam saja bodoh,  alihkan perhatiannya. Aku akan memasang Lg Barrel Bomb di belakang badannya”, “haah, emang nasibku selalu jadi umpan” sesal Marco. Untuk kedua kalinya, Gypce lari mengincar Marco untuk dijadikan korbannya. Marco yang berlari kencang sudah merasa kelelahan. “oi, sampai kapan kau akan mengcombine…, segera pasang bombnya. Aku sudah kelelahan” teriak Marco sambil berlari dikejar Gypceros.”oke, sudah selesai. Marco…. Arahkan dia kesini, aku akan meledakkan bombnya begitu dia lewat ditengah-tengah bomb” balas Flinch. dengan tenaga yang tersisa, Marco berlari kencang menuju ke jebakan Flinch. Gypceros juga mengikuti Marco tepat dibelakangnya. Begitu reptile itu melangkahkan kakinya tepat di jebakan, Flinch langsung meledakkan Lg Barrel Bomb.

Blaaarrrr, blaaarrr…. Graaaaa, kaaa.. suara Gypce yang sudah tumbang akibat ledakan dari Flinch. “apakah dia pura-pura mati lagi?” Marco masih tidak yakin dengan keadaan. “coba kau lempar dia dengan batu, kalau dia memberontak berarti dia masih hidup” jawab singkat Flinch. bwungg… bwunggg….bwunggg. Marco melempar beberapa batu untu memastikan apakah Gypce benar-benar mati. “kurasa dia memang sudah mati, saatnya carving



            Setelah itu, mereka berdua kembali ke camp untuk membereskan barang mereka. “kek, katanya anda mau melakukan barter. Nih aku ada Rubbery Hide, Power Extract serta Ligthcrystal” ujar Marco. “hmmm, aku bisa memberikanmu Med Monster Bone/Large bone untuk Power Extract dan Vespoid Wing/Med Monster Bone untuk Lightcrystal. Gimana?” sahut Trade Elder.  “-_-‘a, wah kek, untuk mendapatkan item Gypceros itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, masa’ item itu saja” lanjut Marco. Bletakkkk “bicaralah dengan sopan, bodoh. Bagaimana dengan jamur ini kek, apa yang bisa kudapat dengan ini?” tanya Flinch. “ini jamur Deadly Toadstool, sangat langka sekali. Dengan item ini, aku bisa memberimu Stunsac. Mau tidak?”
“baiklah kek, aku terima Stunsac nya”



            Kemudian mereka berdua kembali ke bar desa untuk mengambil reward atas misi yang mereka selesaikan dan setelah mengambil reward mereka kembali ke asrama untuk istirahat sejenak. “Flinch, kira-kira apa yang bisa kudapat dari sirip dan sisik G. Plesioth ini?” Marco penasaran sambil memegang item tersebut. “mana ku tahu, kau kira aku seorang blacksmith apa?”, “bagaimana kalau kita membuat senjata dan armor baru saja. Mungkin item ini akan berguna untuk itu” lanjut Marco. “baiklah, ayo ke blacksmith. Aku juga penasaran armor dan senjata model apa yang akan kita dapat” ajak Flinch

            Kini Marco sudah bertambah hebat dalam menuntaskan misinya bersama Flinch, dalam hitungan menit mereka bisa menumbangkan Gypceros tanpa mengalami luka yang berarti. Lalu, seperti apa armor dan senjata baru yang akan dia buat? Akankah kedua benda tersebut bisa mengantarkan Marco menjadi hunter yang lebih hebat lagi? To Be Continued……

Part 10 end

Story Writer : Rojik Ojik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

budayakan berkomentar pada kolom yang tersedia dengan sopan. Jika ingin mengcopy isi blog harap disertakan sumbernya dan meminta ijin terlebih dahulu, hargai penulisnya. Salam Blogger :D