Pada cerita
sebelumnya, Marco telah mengetahui kalau mendiang ayahnya adalah seorang Dragon
Killer yang tersohor. Kini tekadnya semakin tebal untuk membunuh Fatalis.
Bagaimana ceritanya?, langsung simak berikut ini.
“sekarang apa yang ingin kau lakukan Marco, begitu kau mengetahui bahwa ayahmu seseorang bagian dari kami” tanya Kazuo, “aku akan meneruskan tekadnya yang tak kenal rasa kematian, mulai sekarang aku akan jadi hunter sejati” katanya dengan wajah meyakinkan dan menggenggam tangannya. “halah, tidur aja sudah seperti orang mati, dibanguninnya susah hahahaha” ejek Flinch. “tapi… itu kan…. Ha aaahhh” Marco tertunduk lesu. “hahahahahaha” semua hunter tertawa riang bersamaan.
Setelah melewati perjalanan yang panjang, para hunter Jumbo telah sampai di desa. Mereka disambut oleh Chief serta para Hunt Instructor lainnya. “wah wah, bagaimana ‘liburan’ kalian disana? Apa ‘menyenangkan’ ? ” tanya Chief. “yah, begitulah Chief. Banyak hal yang kami alami disana. Yang paling merepotkan adalah waktu pasangan Plesioth datang pada akhir kunjungan kami disana. Tapi coba lihat siapa yang ada di balon udara? ” tutur Mizuki yang membuat Chief panasaran. Lalu keluarlah para T.K. Brother dari balon udara. “hei, hei, hei. Kau tidak bertambah tua ya, Chief Bara Dragon” ujar Kazuo dengan memeluk Chief. “tak kusangka kalian kembali dari petualang kalian, sudah setahun kalian meninggalkan desa”
“sekarang apa yang ingin kau lakukan Marco, begitu kau mengetahui bahwa ayahmu seseorang bagian dari kami” tanya Kazuo, “aku akan meneruskan tekadnya yang tak kenal rasa kematian, mulai sekarang aku akan jadi hunter sejati” katanya dengan wajah meyakinkan dan menggenggam tangannya. “halah, tidur aja sudah seperti orang mati, dibanguninnya susah hahahaha” ejek Flinch. “tapi… itu kan…. Ha aaahhh” Marco tertunduk lesu. “hahahahahaha” semua hunter tertawa riang bersamaan.
Setelah melewati perjalanan yang panjang, para hunter Jumbo telah sampai di desa. Mereka disambut oleh Chief serta para Hunt Instructor lainnya. “wah wah, bagaimana ‘liburan’ kalian disana? Apa ‘menyenangkan’ ? ” tanya Chief. “yah, begitulah Chief. Banyak hal yang kami alami disana. Yang paling merepotkan adalah waktu pasangan Plesioth datang pada akhir kunjungan kami disana. Tapi coba lihat siapa yang ada di balon udara? ” tutur Mizuki yang membuat Chief panasaran. Lalu keluarlah para T.K. Brother dari balon udara. “hei, hei, hei. Kau tidak bertambah tua ya, Chief Bara Dragon” ujar Kazuo dengan memeluk Chief. “tak kusangka kalian kembali dari petualang kalian, sudah setahun kalian meninggalkan desa”
“yahahahaha, aku sudah lupa berapa lama kami
meniggalkan desa ini” tawa Tetzuo. “kami kembali karena kebetulan melihat
hunter Jumbo di kota Oasis. Karena rindu kampung halaman, kami mudik deh,
hahahaha” potong Kazuo riang.
“jika
kalian lelah, silahkan berkemas dan kembalilah ke asrama. Ambilah istirahat kalian.
Kalian aku perbolehkan 3 hari tidak mengambil misi, jika ingin mengambilnya ya
terserah kalian saja” perintah Chief. “baik Chief” jawab Hunter yang telah
menyelesaikan misi di kota Oasis. “untuk T.K. Brother. Aku ingin bicara dengan
kalian berdua. Silahkan ke rumahku”
Para
hunter kembali ke kamar asrama masing-masing, begitu pula dengan Marco dan
Flinch. “haaaaahh, aku kangen dengan
kamar ini. rasanya seperti pergi 1 tahun” kata Flinch sambil menghela napas dan
tiduran. “lihat ini, semuanya berdebu. Flinch, kau tau harus apa?” tanya Marco.
“ya, aku tau maksudmu. Kita akan membersihkan kamar ini”
“bukan. Maksudku, kita harus tidur hingga 3
hari kedepan. Aku lelah sekali, brukk” Marco menjatuhkan badannya ke kasur.
“grhaaaaaa, dasar” braakkkkk, Flinch menendang Marco hingga jatuh dari
kasurnya. “aduduh, bisa halus sedikit gak sih?”. “jangan mentang-mentang kau
anak dari salah seorang Dragon Killer kau bisa berbuat seenaknya, kini aku akan
mendidik mentalmu. Supaya kelak kau bisa meyakinkan ketua Dragon Killer. Bahwa
kau bisa menjadi generasi penerus” ujar Flinch meyakinkan “ah bodoh amat, aku
tidur dilantai saja. Biar kau tidak bisa menjatuhkanku dari kasur” keluh Marco.
Keesokan
harinya, para hunter Jumbo memulai aktifitas seperti biasanya. yaitu berburu
para monster. Kini, area Swamp telah dibuka karena banyaknya monster yang
berkeliaran di sekitar Swamp. “ya ampun, dia betul-betul tidur dilantai. Setan
apa yang merasukinya?” Flinch bingung. Byurrrr, dia mengerjai Marco dengan
mengguyurnya hingga basah kuyup. “wuaaaahhh, selamatkan barang kalian, tsunami
datang” Marco mengigau. “banguuuuunn, ini sudah pagi” teriak Flinch
membangunkan Marco. “wah, udah pagi ya?” tanya Marco. “gak kok, ini sudah malam
(you don’t say), cepat bangun. Kita akan membersihkan kamar ini dulu dan pergi
menjalankan misi” bentaknya. Setelah Marco bangun dari tidurnya dia bergegas
pergi mandi dan langsung membersihkan kamar dengan partnernya.
“wahh, SnS Velocydrome Dagger ku terlihat
sudah menumpul, sebaiknya aku mengasahnya dulu” kata Marco. “bagaimana kalau
kita mengambil misi selanjutnya dengan memakai senjata ini?. Sudah lama rasanya
aku tidak memakai SnS ini” Flinch mengatakan idenya. Marco pun menyetujuinya,
lalu mereeka pergi ke bar setelah selesai mengasah senjatanya.
“hai Nokino. Lama
tidak bertemu, rasanya kangen kalau tidak bertemu denganmu” Marco berusaha
memeluk Nokino. “hahaha, bisa saja kau ini” jawabnya. Namun Flinch menjewernya
dan membawa dia ke papan Monster Reward. “lihat ini, Gypceros. Bintang 1
dungeon Swamp. Kita ambil yang ini, aku ingin menelusuri daerah itu” pinta
Flinch. “oke, terserah kau saja. Akan kubawa kertas misi Venomous Terror ini”.
lalu Marco kembali menemui Nokino yang sedang melayani para hunter lain untuk
menyetujui kontrak. “wah, akhirnya kau sudah menentukan misimu, Komar” sapa
Nokino.
“Komar?, namaku Marco bukan Komar -_-‘a, ah
sudahlah. Kami berdua mengambil misi ini. berapa biaya kontraknya?”, “Cuma 150z
perorang J”
jawab hangatnya. Setelah mengambil misi, mereka berdua segera pergi ke Swamp
untuk menjalankan misinya. Tapi sebelum itu, mereka tak lupa untuk membeli item
pendukung untuk digunakan pada misinya.
“tempat
yang bagus, kita dirikan camp disini” perintah Flinch. setelah beberapa menit
kemudian, camp yang mereka bangun jadi juga. “hemmm, Flinch. itu shakalaka?,
ayo segera habisi”. Marco penasaran dengan sosok seorang yang tubuhnya kecil
sekali. “heii, aku bukan shakalaka anak muda. Aku trade elder. Jika kau punya
barang bagus, kau bisa tukar denganku”. Marco berhenti sejenak.
“waaaaaa, shakalakanya bisa bicara. Dia
shakalaka yang aneh” Marco masih tidak percaya. Duuaaaakkk, trade elder
memuluknya dengan tongkat yang dia pegang. “sudah kubliang aku bukan
shakalaka”. “aduduh, iya iya… aku kan hanya bercanda”
“sedang
apa anda berkeliaran disini kek, bukannya daerah Swamp kini sedang dihuni para
monster?” Flinch bertanya pada Trade Elder. “aku sedang mengamati flora disini
dan aku bersedia melakukan barter”
“wuaahh, apa kau punya senjata elemen dragon kek, akan kutukar dengan temanku ini, bawalah dia, suruh dia semaumu” ucap Marco tanpa pikir panjang. Lalu…. Duaakkk, buaakkk…. Flinch dan Trade Elder memukul kepalanya bersamaan. “adududuh, Flinch memukulku itu sudah biasa, tapi kenapa anda juga memukulku?”
“wuaahh, apa kau punya senjata elemen dragon kek, akan kutukar dengan temanku ini, bawalah dia, suruh dia semaumu” ucap Marco tanpa pikir panjang. Lalu…. Duaakkk, buaakkk…. Flinch dan Trade Elder memukul kepalanya bersamaan. “adududuh, Flinch memukulku itu sudah biasa, tapi kenapa anda juga memukulku?”
“aku juga ingin memukulmu, sekedar iseng
gyahaahahaha” tawa ceria sang Trade elder. “abaikan saja dia kek, emang
kelakuannya begitu” tutur Flinch. “cih, daripada aku dipukuli terus, mending
aku menelusuri daerah ini saja dulu. Oii Flinch, ikut tidak?” teriak Marco yang
mulai meninggalkan Flinch. “aku akan menyusulmu, kau duluan saja”
“kalian
disini akan mengambil misi apa?” tanya sang kakek, “kami akan memburu Gypceros
kek, apa anda tau sesuatu tentang monster ini?”
“sebentar, akan kubuka buku ecology (srak, srak). Nah ini dia Gypceros. Menurut keterangan buku ini, Gypceros adalah reptile tingkat medium, perwujudannya seperti burung dicampur wyvern. Buku ini mengatakan, kau harus hati-hati dengan ludah beracunnya dan ligthcrystal yang ada diatas kepalanya. Itu bisa membuat kalian terkena Faint. Kalau kalian tidak ingin terkena serangan itu, hancurkan saja batu yang ada dikepala monster itu. Gypceros bisa ditemukan di Swamp yang mempunyai kelembaban tanah yang tinggi. Dan bisa juga di daerah Jungle” ucap panjang kakek yang menjelaskan seluk beluk Gypceros. “wah wah, kalau kami terkena Poisonous Spit, bagaimana untuk menetralkannya kek?”
“sebentar, akan kubuka buku ecology (srak, srak). Nah ini dia Gypceros. Menurut keterangan buku ini, Gypceros adalah reptile tingkat medium, perwujudannya seperti burung dicampur wyvern. Buku ini mengatakan, kau harus hati-hati dengan ludah beracunnya dan ligthcrystal yang ada diatas kepalanya. Itu bisa membuat kalian terkena Faint. Kalau kalian tidak ingin terkena serangan itu, hancurkan saja batu yang ada dikepala monster itu. Gypceros bisa ditemukan di Swamp yang mempunyai kelembaban tanah yang tinggi. Dan bisa juga di daerah Jungle” ucap panjang kakek yang menjelaskan seluk beluk Gypceros. “wah wah, kalau kami terkena Poisonous Spit, bagaimana untuk menetralkannya kek?”
“coba
kau combine Blue Mushroom dan Antidote Herb, lalu jadilah Antidote. Fungsinya
untuk menetralkan segala racun yang ada ditubuhmu” jawab sang kakek Trade
Elder. “oke, Blue Mushroom dan Antidote Herb. Lalu apa anda tahu cara lain
untuk menghindari serangan Flash dari Gypceros?” Flinch yang masih belum puas
bertanya.
“ada berbagai cara. Salah satunya ya seperti
yang kubilang tadi. Cara kedua, saat dia hendak mengeluarkan cahaya Flash dari
kepalanya, berlarilah dengan kencang membelakanginnya, lalu jatuhkan tubuhmu
saat dia mengeluarkannya. Jika sala satu dari kalian terkena serangan itu, maka
tendang saja kakinya. Dia akan kehilangan keseimbangan lalu sadar saat berada
di tanah”
“terima
kasih atas semua info yang anda berikan, aku harus menyusul si bodoh itu” ucap
Flinch meninggalkan trade elder. Sementara itu Marco yang masih mengelilingi
daerah Swamp dikejutkan oleh suara kepakan sayap yang datang dari atas.
“cih, monster itu
memang datangnya tak terduga. Apa boleh buat, aku harus mengahadangnya hingga
Flinch datang membantu, sebaiknya aku bersembunyi” batin Marco. Gypceros sudah
menginjakkan kakinya ketanah, dan Marco yang menyadari hal itu langsung
melempar Flash Bomb ke arahnya. Bwuuunnggg, dar, claaaanggg. Namun apa yang
terjadi? Gypceros itu malah tidak terkena efek dari Flash Bomb yang dilempar
Marco. Kini Gypceros melihat Marco yang sedang bersembunyi dan terjadilah
pertarungan antara mereka berdua. Flinch yang sedang mengcombine Blue Mushroom
dan Antidote Herb mendengar suara pertarungan antara Marco serta Gypceros. “gawat,
rupanya dia sudah berhadapan dengan monster itu. Aku harus cepat-cepat
menyelesaikan combine ini”
Begitu
selesai dengan urusan combine, Flinch langsung mendatangi Marco yang
kelihatannya di area 6. Sesampainya disana, dia melihat temannya sedang terkena
faint serta racun dari Gypceros. “lho he, he lho. Eh, ada si
Flinch naik haji, sudah makan es rujak ya?” ucap Marco yang tak sadarkan diri.
“sial, dia sampai mengatakan yang tidak-tidak” batinnya. Lalu, Flinch menendang
kaki Marco hingga dia jatuh tersungkur dan memberikan 5 botol Antidote pada
padanya. “segera minum itu, dan kembali bertarung dengannya lagi” teriak
Flinch. gluukkk, “oekkk, rasa ramuanmu selalu aneh” , “jangan banyak omong.
Bantu aku, dasar bodoh” bentak Flinch yang kewalahan melawan Gypceros.
Mereka
berdua langsung menggempur Gypceros dengan berbagai macam serangan. “Marco,
buat dia jatuh lalu kita serang kepalanya hingga batu itu hancur. Dengan
begitu, dia tidak bisa mengeluarkan Flashlight lagi”. Marco yang mndengar
perintah itu langsung menjalankannya. Dia bertubi-tubi menyerang kaki Gypceros
untuk merubuhkannya. Usaha yang dia lakukan tidaklah sia-sia, tak lama kemudian
sang Gypceros berhasil rubuh dan mereka berdua menyerang kepalanya hingga batu
yang ada dikepalanya pecah. Setelah batu dikepalanya pecah, Gypceros langsung
terbang tinggi meninggalkan mereka berdua. “wah, wah. Rupanya dia pindah area,
segera ikuti dia, Marco”
Mereka langsung
mengikuti Gypceros yang terbang entah menuju area mana. Setelah sampai diarea
2, Gypce (panggilan Gypeceros) mendarat dengan terbang rendah. “seperti biasa,
kita jalankan strategiku seperti tadi” ucap Marco meyakinkan “iya iya, aku
sangat mengerti bagaimana strategimu”. Marco lari kehadapan Gypce dan dia mulai
memancing perhatiannya, sementara Flinch sedang melancarkan serangan secara diam-diam,
sehingga reptile itu tidak melihatnya. Strategi Marco berjalan dengan baik,
alhasil Gypce itu terjatuh. Tanpa buang-buang waktu lagi, mereka berdua segera
menyerang kepala monster itu.
Dengan serangan
yang mereka lancarkan, Gypceros pun terlihat sudah tumbang. “hei, hei, hei.
Kenapa ini sangat mudah?” tutur Marco. “sudahlah, kita carve saja dulu” sahut
Flinch. Namun apa yang terjadi?.... Gypceros itu langsung bangkit dengan
memberontak setelah mereka berdua mengira monster itu telah mati.
“sial, kenapa dia
hidup lagi?, apa dia pura-pura mati tadi?” Marco kesal. “rupanya dia reptile
yang pintar, dia berbeda dengan temanku ini” Flinch menyampaikan pendapatnya.
“-_-‘a, hey Flinch, apa yang kau maksud ‘dia berbeda dengan temanku ini’. Kau pikir,
aku segitu bodohnya apa?
Gypce
terlihat sudah bangkit dari “kematian” nya yang palsu. Mereka
berdua tak tinggal diam setelah terkecoh akan “kematian” palsu Gypce. “jangan
diam saja bodoh, alihkan perhatiannya.
Aku akan memasang Lg Barrel Bomb di belakang badannya”, “haah, emang nasibku
selalu jadi umpan” sesal Marco. Untuk kedua kalinya, Gypce lari mengincar Marco
untuk dijadikan korbannya. Marco yang berlari kencang sudah merasa kelelahan.
“oi, sampai kapan kau akan mengcombine…, segera pasang bombnya. Aku sudah
kelelahan” teriak Marco sambil berlari dikejar Gypceros.”oke, sudah selesai.
Marco…. Arahkan dia kesini, aku akan meledakkan bombnya begitu dia lewat ditengah-tengah
bomb” balas Flinch. dengan tenaga yang tersisa, Marco berlari kencang menuju ke
jebakan Flinch. Gypceros juga mengikuti Marco tepat dibelakangnya. Begitu
reptile itu melangkahkan kakinya tepat di jebakan, Flinch langsung meledakkan
Lg Barrel Bomb.
Blaaarrrr,
blaaarrr…. Graaaaa, kaaa.. suara Gypce yang sudah tumbang akibat ledakan dari
Flinch. “apakah dia pura-pura mati lagi?” Marco masih tidak yakin dengan
keadaan. “coba kau lempar dia dengan batu, kalau dia memberontak berarti dia
masih hidup” jawab singkat Flinch. bwungg… bwunggg….bwunggg. Marco melempar
beberapa batu untu memastikan apakah Gypce benar-benar mati. “kurasa dia memang
sudah mati, saatnya carving”
Setelah
itu, mereka berdua kembali ke camp untuk membereskan barang mereka. “kek,
katanya anda mau melakukan barter. Nih aku ada Rubbery Hide, Power Extract
serta Ligthcrystal” ujar Marco. “hmmm, aku bisa memberikanmu Med Monster
Bone/Large bone untuk Power Extract dan Vespoid Wing/Med Monster Bone untuk
Lightcrystal. Gimana?” sahut Trade Elder.
“-_-‘a, wah kek, untuk mendapatkan item Gypceros itu tidak semudah
membalikkan telapak tangan, masa’ item itu saja” lanjut Marco. Bletakkkk “bicaralah
dengan sopan, bodoh. Bagaimana dengan jamur ini kek, apa yang bisa kudapat
dengan ini?” tanya Flinch. “ini jamur Deadly Toadstool, sangat langka sekali.
Dengan item ini, aku bisa memberimu Stunsac. Mau tidak?”
“baiklah kek, aku terima Stunsac nya”
Kemudian
mereka berdua kembali ke bar desa untuk mengambil reward atas misi yang mereka
selesaikan dan setelah mengambil reward mereka kembali ke asrama untuk
istirahat sejenak. “Flinch, kira-kira apa yang bisa kudapat dari sirip dan sisik
G. Plesioth ini?” Marco penasaran sambil memegang item tersebut. “mana ku tahu,
kau kira aku seorang blacksmith apa?”, “bagaimana kalau kita membuat senjata
dan armor baru saja. Mungkin item ini akan berguna untuk itu” lanjut Marco.
“baiklah, ayo ke blacksmith. Aku juga penasaran armor dan senjata model apa
yang akan kita dapat” ajak Flinch
Kini Marco sudah bertambah hebat dalam menuntaskan misinya bersama Flinch, dalam hitungan menit mereka bisa menumbangkan Gypceros tanpa mengalami luka yang berarti. Lalu, seperti apa armor dan senjata baru yang akan dia buat? Akankah kedua benda tersebut bisa mengantarkan Marco menjadi hunter yang lebih hebat lagi? To Be Continued……
Kini Marco sudah bertambah hebat dalam menuntaskan misinya bersama Flinch, dalam hitungan menit mereka bisa menumbangkan Gypceros tanpa mengalami luka yang berarti. Lalu, seperti apa armor dan senjata baru yang akan dia buat? Akankah kedua benda tersebut bisa mengantarkan Marco menjadi hunter yang lebih hebat lagi? To Be Continued……
Part 10 end
Story Writer : Rojik Ojik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
budayakan berkomentar pada kolom yang tersedia dengan sopan. Jika ingin mengcopy isi blog harap disertakan sumbernya dan meminta ijin terlebih dahulu, hargai penulisnya. Salam Blogger :D