Kamis, 10 Oktober 2013

Legendary Hunter Story episode 12 : New Rival


Di cerita sebelumnya, Marco yang baru keluar dari blacksmith setelah diceritakan tentang hutang piutang ayahnya oleh nenek blacksmith tiba - tiba dibawa ke rumah Chief Bara. Disana dia diceritakan apa yang sudah dirundingkannya bersama T.K. Brother. Lalu apakah dia berhasil bertemu dengan sang pimpinan Dragon Killer?.Langsung simak saja lanjutannya.

Begitu keluar dari rumah Chief, Marco bergegas menyusul Flinch yang masih di kedai ramen. “dari mana saja kau?, lama sekali” ucap Flinch. “hosh, hosh, hosh… maaf membuatmu menunggu, aku dari rumah Chief dan mereka mengatakan padaku tentang penobatanku sebagai penerus dari Gotzui Bakura yaitu ayahku” jawabnya terengah-engah. “ya sudahlah, sekarang makanlah ramen ini. Kita akan berburu pada malam hari nanti di Swamp” balas Flinch sambil menyodorkan ramen ke Marco.

Malampun tiba, hunter yang akan mengambil misi pada malam hari sudah berkumpul di bar desa. Diperjalanan, Marco secara tidak sengaja menubruk seorang hunter yang menggunakan armor Rathalos S dan memakali senjata Gunlance (GL) Gun Chariot. “hei, apa kau mau mencari masalah dengan ketua tim kami, bocah” bentak salah satu rekan dari hunter yang ditubruk Marco. “maafkan temanku, dia tidak sengaja” Flinch mencoba mencairkan suasana. “jangan ikut campur kau, dasar kotoran rathalos” salah satu temannya mendorong Flinch hingga jatuh. Marco tak bisa tinggal diam, secara spontan dia menghajar anggotanya yang membuat Flinch jatuh. “sudah cukup, hentikan. Apa kau lupa tujuan kita kemari Shino” perintah sang ketua tim, “maaf ketua, tapi dia yang mulai terlebih dahulu” alasan anggotanya membela diri. “hei bocah, berani-beraninya kau memukul anggotaku. sepertinya kau tidak tau siapa kami" ucap sombongnya. “aku tak peduli kau siapa, tapi kalau kau menghina sahabatku aku tidak akan membiarkanmu” tutur Marco lantang.

“hoho, sombong sekali kau, sepertinya kau layak diberi pelajaran” balas Shino. “diamlah Shino” bentak sang ketua sekali lagi, “ba baik ketua”, “perkenalkan, aku Shiroi Honjo the Hawk Eye’s” tutur Shiroi menyodorkan tangan ke Marco. Plak, Namun Marco malah menolak tangannya dan memilih menolong Flinch untuk berdiri. “namaku Marco Bakura, aku akan membuat perhitungan padamu” Marco mencoba mengancamnya, tapi Shiroi tak gentar sedikitpun. “heh, rupanya kau hunter yang berani juga. Aku tantang kau di Hunter Tournament musim depan, kelak kau pasti akan menyesali apa yang kau perbuat pada anggotaku” ucap Shiroi menantangnya. Tapi Marco tidak menghiraukannya, dia justru melanjutkan perjalanannya menuju bar desa. “Marco Bakura, aku juga membuat perhitungan padamu” batin Shiroi tersenyum.

Mereka berdua melanjutkan perjalanan ke bar, “bodoh, kau tak seharusnya melakukan itu. Lihat yang kau perbuat, kini mereka mengincarmu” Flich mengkhawatirkan Marco. “aku hanya tak mau kau diejeknya, dan lagi anak buahnya sangatlah menyebalkan, karna itu aku memukulnya” ujarnya sambil menggempalkan tangannya. “terserah kau saja, apapun masalahmu selalu mengikutsertakan aku”

Sesampainya di bar, Marco langsung didatangi oleh guardian desa Jumbo. “hey nak, apa kau tidak takut dengan orang yang tadi?” tanya sang guardian. “buat apa aku takut, aku cuma tidak sengaja menabrak ketuanya lalu anggotanya memukul temanku. Jadi aku pukul ganti saja dia” balas Marco. “ketahuilah, Hawk Eye’s adalah salah satu hunter hebat, dia adalah hunter pengelana. Dia dan timnya selalu berpindah-pindah tempat dari desa satu ke desa lainnya. Kemampuan dan pengetahuan mereka sangatlah tinggi, Didesa Pokke, dia sudah mencapai HR 9 yang dimana itu adalah rank tertinggi didesa tersebut. Aku bahkan tidak mau berususan dengannya ” guardian itu menceritakan siapa Hawk Eye’s pada Marco. “apa paman takut dengan keberadaannya?” balas Marco.

“tidak, aku cuma tidak ingin punya urusan dengan Hawk Eye’s. jangan membuat keributan belakangan ini karena sebentar lagi Hunter Tournament akan dimulai musim depan. Jika kau punya masalah, bisa-bisa kau dicoret dari daftar peserta” lanjut guardian. “musim depan ya, lalu apa ada syarat khusus untuk bisa jadi peserta?” tanya Marco. “sepertinya tidak ada syarat khusus, tapi kau harus berbekal dengan kemampuan berburumu selama ini. jadi banyak-banyaklah memburu monster hingga musim depan supaya pengalamanmu tambah banyak juga” balas panjang guardian. “baiklah paman, aku akan pergi dulu. Terima kasih infonya” Marco berdiri lalu mengikuti Flinch ke luar bar.

“misi yang kuambil malam ini adalah ‘GluttonBeast’ dan ‘the Blue Bird’, target utama kita Congalala dan Blue Yian Kutku. Untuk sub.Q kita buru 4 conga juga” ujar Flinch sambil menyodorkan kertas kontrak misi pada Marco. “swamp lagi ya?, yooosshh, mari berangkat” balas Marco yang begitu semangat. “sebelum berangkat, akan kubuatkan dung bomb dulu. Para wyvern sangatlah benci dengan bau dari bomb ini” terang Flinch.

Setelah menyiapkan segala keperluan, mereka berangkat menjalankan misi dimalam yang petang.Setelah sampai di Swamp, “wah wah, tak kusangka dari tadi kakek cuma disini saja.Apa kau tidak pulang kek?” Sapa Marco. “sementara, aku akan tidur di camp yang kau buat, besok aku akan pulang. Penelitianku belum selesai” balasnya. “ganbatte kek, aku pergi dulu ya” lanjut Marco. “tunggu dulu, berhati-hatilah kau di Swamp pada malam hari. Tempat ini mengeluarkan gas alam beracun yang terletak di genangan-genangan air.Aku sarankan janganlah menyentuh genangan air. Ingatlah pepatah ‘air beriak, tanda tak dalam’“ terang sang trade elder. “terima kasih infonya, kami pergi dulu”

Setibanya diarea 5 mereka mengamati genangan air yang bewarna ungu.Tiba-tiba ada seekor mosswine yang meminum air itu.Dan dalam sekejap, tubuh monster itu kejang-kejang lalu mati. “tak salah lagi, itu adalah genangan air beracun yang dikatakan kakek tadi” ucap Marco. “lebih baik jangan terlalu dekat dengan itu, akan ku buatkan antidote dulu” balas Flinch. Suara kepakan sayap wyvern terdengar di area 6, Marco ditugaskan Flinch untuk mencari tahu.  “ternyata benar dugaan Flinch, itu adalah blue kut-ku” batinnya. Setelah mencombine beberapa antidote, Flinch menyusulnya.Marco menganggukkan kepala yang bertanda membrikan isyarat kalau dia siap.Bwwwunnggggg, darr, kiiiinnnnggggg. Bunyi sonic bomb yang dilemparkan Flinch kea rah Blue Kut-ku. “Marco, sekarang giliranmu”.

Selagi Marco menyerang Blue Kut-ku yang lengah, Flinch memasang lg barrel bomb di tempat dia berdiri.Blue Kut-ku sadar dengan keadaan rage mode, “Bersiaplah Flinch, akan kugiring dia kesana” teriaknya yang masih berusaha mencari celah.Setelah menyerang Wyvern itu hingga strager, Marco yang berlari menuju lg barrel bomb yang dipasang Flinch kini dikejar oleh monster itu. Flinch menunggu waktu yang tepat untuk meledakkan bombnya dan…. “sekarang Flinch”. Blaarrrr, blaarrrrr.Seketika kedua bomb itu meledak bersamaan.Dan membuat Blue Kut-ku menjadi lengah kembali. “kau serang kaki kanan, aku ambil yang kiri” tutur Marco. Serangan kedua hunter itu membuat sang wyvern terjatuh dan mengerang kesakitan. Tiba-tiba, ada raungan seekor monster yang datang ke area 6.Dan monster itu adalah Congalala.



“cih, dasar. Disaat seperti ini kenapa dia harus datang kemari” batin Flinch sambil menyiapkan dung bomb. “Marco, akan ku lempar dung bomb ini ke Blue Kut-ku. lalu ikuti dia kemana pun dia terbang. Aku akan menghadapi monyet sialan ini” lanjutnya. “baiklah, tapi kau harus berhati-hati. Kita belum pernah melawan dia sebelumnya” balas Marco. “jangan mengkhawatirkan aku. Apa kau lupa? kita pernah melawan anak buahnya waktu mengambil misi di Jungle. Gerakannya sudah ku ingat.Bersiaplah, akan kulempar dung bomb nya”, bwunngggg, ccssshhhhhh.Dung bomb itu mengenai tepat di kepala Blue Kut-ku, dan seketika membuatnya terbang menjauh dari area 6.Marco tak tinggal diam, dia segera mengikuti kemana dia terbang.

”maju kau monyet sialan” batin Flinch sambil maju menghadapi Congalala.Sementara itu, Marco masih mengejar B. Kut-ku yang terbang tanpa arah tujuan. “sialan, turun kau ayam kampung” Marco yang meneriaki B. Kut-ku. mendengar teriakan Marco, dia langsung mendarat di area 4. “waduh, waduh. Ternyata dia bisa mendengar suara dari ketinggian itu” batinnya bingung. B. Kut-ku langsung melihat Marco yang sedang berdiri jauh di belakangnya. “baiklah, kita mulai ‘babak’ kedua, ayam kampung”. Tiba-tiba Marco teringat akan sesuatu saat dia merogoh kantong itemnya. “wuuuuaaahhh, aku lupa meminta sonic bomb dan antidote ke Flinch. bagaimana ini bagaimana ini” Marco terlihat panik, tanpa dia sadari B. Kut-ku sudah mendekatinya. Gussrrakkkkk, reflex tubuh Marco yang berlari dan menjatuhkan diri demi menghindari serangannya. “cih, kenapa aku bisa panik. Lagi pula ini hanya subspeciesnya. Yu ken du it, Marco [red: you can do it (RIP English XD) ]” batinnya

B. Kut-ku berbalik arah dan kembali menyerang Marco dengan serangan mematuknya. “eittss, hampir saja aku menginjak genangan beracun ini, sekarang waktunya counterpain, eh counter attack” ujarnya dengan maju menyerang B. Kut-ku. Kembali ke pertempuran Flinch vs. Congalala the Pink Gorilla. Trannnggg, suara tameng Flinch yang terkena cakaran Congalala. “cih, ternyata hebat juga kau, waktu bermain selesai. Akan ku bunuh kau dengan SnS ku ini” gumam Flinch.jrash crattt, crassss, Flinch menyerang tubuh Congalala yang sedang kelelahan. Uarrrghghh, graaa… Congalala memasuki Rage Mode, hidungnya menjadi merah dan pantatnya dipenuhi oleh gas kentut yang siap di luncurkan kapan saja.




“hei, hei, sebenarnya kau ini gorilla? kudanil? atau sigung? Bau kentumu sangatlah busuk melebihi Marco” celoteh Flinch.Sementara itu Marco yang juga kewalahan menghadapi B. Kut-ku. “oke, telinganya sudah mengatup, akan kubuat dia pincang dulu” tiba-tiba, B. Kut-ku terbang tinggi meninggalkan Marco.




“-_- fffuuuuu, kenapa dia terbang lagi. >:o, kemana dia akan pergi?” Marco kesal karena buruannya terbang begitu saja.Dia pun kembali mengejarnya.“Tunggu dulu, sepertinya dia ke area 2, tapi kalau aku panjat akar itu aku harus melewati genangan beracun.Fffuuuuu, ternyata aku harus mencari jalan memutar” kesalnya sekali lagi.Marco yang melihat sekelilingnya unuk mencari jalan memutar, dia melihat gua yang menuju area 3 yang menghubungkannya langsung ke area 2.Sesampainya di area 2, dia melihat B. Kut-ku tertidur lelap. Kesempatan emas ini tak di sia-sia kan Marco. Jrashh, slasssh, bwungg crattt,




dia menyerang habis-habisan Wyvern yang sedang terlelap itu hingga mati. “woohoooo, akhirnya mati juga kau ayam kampung. Akan kuambil kulitmu dulu” ujarnya girang sambil mengcarve tubuh B. Kut-ku.Sesudah itu, Marco menembakkan suar berwarna hijau yang tandanya dia berhasil.Lalu Flinch membalasnya dengan suar warna merah, yang berarti dia masih belum menuntaskan targetnya.Tak berlama-lama kemudian, dia segera membantu partnernya yang sepertinya terlihat masih di area 6.

“hei, mana monyet itu?” tanya Marco yang baru datang. “itu disana” sahut Flinch. “anjir, kenapa nada bicaramu seperti iklan indivisible :v ”, bletaakk, “bodoh, memang dia ada disana” balas Flinch sambil menunjuk goa area 7. “kau tunggu saja disini, biar aku yang menyelesaikannya” Marco berlari menuju balik pohon. “hei, apa yang kau lakukan disitu? Congalala berada di dalam goa itu” teriak Flinch. “menurutmu apa??, apa kau tidak lihat aku sedang kencing. Bbbrrrr, cuuuuuurrrrr, hei aku membuat gambar dirimu dengan kencingku” balas panjang Marco yang sedang asik kencing. Bwunnnggg, buugghhh, batu yang dilempar Flinch mengenai pantat Marco



“berhenti main-main, bodoh. Cepat kejar target sebelum dia pindah area” kesal Flinch.“iya-iya, kenapa kau cepat sekali emosi sih. Segera menyusulku jika kau sudah mengcombine potion” Marco mulai masuk ke dalam gua, lalu keluar lagi. “hei, apa kau tidak punya Hot Drink? Didalam sana sangatlah dingin. Kalau cuma sekedar melewati area itu saja aku tidak keberatan, tapi kalau harus battle ditempat itu bisa-bisa aku terkena amnesia” ucap polos Marco. “-_-‘a , yang benar itu hipotermia :v ”bwunngggg, dduuggghh. Suara botol hot drink yang mengenai wajah Marco. “baiklah, terima kasih atas ‘keramahanmu’ “ Marco kembali masuk ke gua itu setelah meminum seteguk Hot Drink. Snif snif snif, Congalala mengendus bau Marco dari kejauhan.Pertarungan perdana Marco dengan Congalala berjalan dengan sengit.Tak lama kemudian, Flinch tiba menyusul Marco dan membantunya segera.Serangan kombinasi mereka berdua tak bisa dihentikan Congalala hingga ajal lah yang menjemput monster itu.

Setelah mengcarve tubuh Congalala, mereka keluar dari goa itu, namun ada seseorang yang mengamati mereka berdua dari kejauhan menggunakan binocular miliknya. “rupanyakau sudah besar dan hebat, Marco” ujar orang misterius itu.

Hari demi hari telah dilalui Marco serta Flinch untuk mengumpulkan pengalaman berburu supaya bisa mengikuti Hunter Tournament yang akan berlangsung. Namun, seseorang telah mengamati gerak gerik Marco dari kejauhan, siapakah orang misterius itu? Dan apakah Marco bisa mengumpulkan pengalaman berburunya sebelum Hunter Tournament dimulai?.Part 12 End. To Be Continued……

Story writer : Rojik Ojik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

budayakan berkomentar pada kolom yang tersedia dengan sopan. Jika ingin mengcopy isi blog harap disertakan sumbernya dan meminta ijin terlebih dahulu, hargai penulisnya. Salam Blogger :D