Pada kisah
sebelumnya, Marco dan rekannya berhasil melaksanakan misi pertamanya yakni
“Jungle Menace”. Kini misi-misi berikutnya yang lebih berat telah menanti
mereka. Untuk menjalankan misi ini dia membuat senjata baru. Seperti apa misi
Marco yang berikutnya ? Langsung saja simak ceritanya.
Zrassshhhh.
Ctarrrr, hujan yang lebat ditemani suara petir menggelegar mengguyur desa
Jumbo. Sementara itu di kamar Marco dan Flinch terjadi perbincangan antara
mereka berdua. “oi Flinch, aku bosan dengan armor dan senjata ini. Aku ingin
membuat senjata dan armor baru dengan material yang telah kukumpulkan” keluh Marco. “kau ini, baru saja
dipakai sudah bosan. Tapi kalau dipikir-pikir ada benarnya juga omonganmu tadi,
tapi material yang kita kumpulkan masih sedikit. Besok saja kita tanyakan ke
nenek Blacksmith apakah dia bisa membuatkan kita armor dan senjata dengan material
yang kita punya” Jawab panjang Flinch. “kenapa tidak sekarang?, lebih cepat
lebih baik tau” ujar Marco. Bletaakkk. “apa kau tidak lihat. Sekarang sudah
malam dan keadaan diluar hujan lebat bodoh. Besok pagi saja, sekarang kau tidur
sana” jawabnya sambil menjitak kepala Marco. “ughh, iya iya” Kata Marco dengan
memegang kepalanya.
Keesokan
harinya…. Setelah Marco bangun tidur, dia langsung menuju ke toko Blacksmith
“halo nek, kita berjumpa lagi” Sapa Marco. “ada perlu apa kau datang kesini
pagi-pagi sekali, aku baru saja mau buka” Blacksmith. “nek, apa kau bisa
membuatkan aku armor atau senjata dengan kepala Kut-ku ini?” Tanya Marco. “hemmm,
dengan ini aku bisa membuatkanmu 2 tipe senjata, tapi pilihlah salah satu.
Hammer Kut-ku Pick atau Light Bowgun (LBG) Kut-ku Anger” Jawab nenek.
“ehmmmm, aku
pilih ……. Enggg, apa ya LBG atau Hammer?”
Marco yang sedang bimbang. “cepatlah memilih aku tidak bisa menunggumu
seharian. Buatlah keputusan” Bentak nenek. “buset dah, jangan marah begitu nek
nanti cepat tua lho haha” kata Marco. bletakkkk, “aku ini memang sudah tua”
kata nenek yang marah sambil memukul Marco dengan sapu yang dibawanya. “baiklah
baiklah (memegang kepalanya). Aku plih Hammer Kut-ku Pick, berapa biayanya dan
kapan selesainya nek?” Marco bertanya. “biayanya 15580z dan waktu pembuatannya
butuh 1 hari” sahut nenek. “yah, uangku masih 4000an nek. Berarti aku harus menabung
dulu sampai cukup untuk membayarnya” ujarnya. “sekalian juga kau kumpulkan
material untuk membuat armor. Aku merekomendasikan armor velocyprey saja. Bagus
untuk pemula sepertimu. Bagaimana ?” nasehat nenek pada Marco. “wah boleh juga
saranmu, materialnya apa saja. Nanti akan kucarikan” kata Marco. “sebentar,
biar aku tulis dulu materialnya sekalian dengan senjata. Ini dia bahan yang
diperlukan ada di kertas itu. Total biaya pembuatan 21.580z jika ingin upgrade armor
bilang saja nanti kubuatkan” sahut nenek.
“terima kasih
nek, oh ya aku lupa selama ini aku belum memperkenalkan diri pada nenek. Namaku
Marco Bakura nek dari klan Bakura salam kenal” tutur Marcco yang sedang
memperkenalkan dirinya. “klan Bakura?. Hemmmmm, sepertinya aku ingat sesuatu”
kata nenek. “apa itu nek, jangan membuat aku penasaran ceritakan saja” ujar
Marco penasaran. “tapi ceritanya lain waktu saja aku tidak ada waktu. Sekarang
kembalilah dan pergi berburu sana. sebelum pergi, tolong bantu aku menata
barang-barang ini” jawab nenek. “cih, baiklah” tutur Marco.
Setelah terjadi
perbincangan yang panjang lebar dengan nenek Blacksmith, Marco kembali ke
asrama untuk mengajak teman sekamarnya pergi berburu. “kemana saja kau ini ?,
dari tadi aku cari tidak ada.” Tanya Flinch. “aku dari toko Blacksmith, untuk
menanyakan soal pembuatan armor dan senjata.” Jawab Marco. “kenapa kau tidak
mengajakku? aku ingin menanyakan juga.
Sekarang kau ikut aku ke toko blacksmith. Pakai armor serta senjatamu juga,
begitu selesai bertanya langsung mengambil misi.”perintahnya. “okidokie kapten,
hahahaha” tutur Marco gembira.
Sesampainya
disana, Flinch membuka awal perbincangan. “selamat pagi nek, kenalkan aku
Flinch Kuro temannya Marco”. “oh kau
temannya si bodoh itu, ada perlu apa kesini?” jawab nenek. “hoy nek, aku ada
disini dan aku dengar yang kau katakan barusan” kata Marco dengan muka
cemberut. “stt, bersikaplah sopan dia lebih tua dari kita.” Bisik Flinch.
Bletaakkkkk, “siapa yang kau bilang tua. aku masih muda, umurku baru 50 tahun”
ujar nenek yang murka. “ugh, hey bukan aku yang mengatakan itu” Marco yang
semakin cemberut. “hahaha (^_^), sudah-sudah. Nek, apa kau bisa membuatkan aku
sesuatu dari material ini? (menunjukan kantong yang berisi material kut-ku dan
kepala bulldrome)” tanya Flinch “ (o.o’) wah, aku bisa mebuatkanmu armor Kut-ku
dan senjata Bull Task Hammer dari kepala bulldrome. Bagaimana, apa kau
tertarik?” kata nenek yang menanya balik Flinch, “boleh juga, bisa kau tuliskan
materialnya nanti kucarikan” tutur Flinch dengan sopan. “tada, ini dia
(memberikan secarik kertas pada Flinch). Sekarang pergilah berburu dan jangan
kembali kesini sampai kau dapat semua material yang kubutuhkan” ujar nenek pada
mereka berdua.
Mereka pun akhirnya
pergi dari toko Blacksmith dan sekarang menuju ke bar desa untuk mengambil
misi. Di perjalanan mereka sempat berbincang-bincang. “wah, kita akan mendapat
armor dan senjata baru nih. Aha aku punya ide!, gimana kalau kita taruhan siapa
yang bisa mengumpulkan material lebih cepat dia yang menang. Berani gak?” Marco
yang menantang rekannya. “siapa takut. Tapi material armormu kelihatannya lebih
mudah didapat sedangkan material armorku lebih susah untuk didapat. Waktunya
biar aku yang tentukan, 3 hari 2 malam dimulai dari sekarang dan yang datang ke
toko Blacksmith duluan setelah material terkumpul semua dia pemenangnya. Bagaimana?”
Flinch yang menantang balik partnernya. “oke, aku terima. Aku pasang 3000z.
kau?” kata Marco serius. “aku pasang 5000z, pasti aku yang menang. Deal?” kata
Flinch dengan yakin “ok, deal. Mulai sekarang kita mengambil misi yang berbeda.
Aku mengambil misi V-drome (panggilan velocydrome)” Marco yang bersemangat.
Sesudah bertaruh, mereka langsung mengambil misi masing-masing dan menjalankan
misi yang telah diambil.
Dengan semangat
yang membara, Marco berjuang agar tidak kalah dengan rekan sekaligus rivalnya
kali ini. Setelah beberapa hari tubuhnya mulai kelelahan karena melawan beberapa kawanan V-drome. Bukan
hanya itu dia diharuskan mining pada dinding-dinding gua untuk mendapatkan ore
yang dibutuhkan Blacksmith.
3 hari sudah berlalu….
Hingga pagi menjelang sore. “haah, leganya akhirnya semua material sudah kukumpulkan,
pasti Flinch kalah mutlak. Wuahahahahaha.” Tawa Marco terbahak-bahak. Tiba-tiba
di toko Blacksmith. “yo, Marco. kenapa lama sekali. Hahaha” Kata Flinch
menertawakan rekannya. “tidaaaakkkk , kenapa ini terjadi padaku. Huaaaaaa.”
Teriak Marco histeris. “hahahaha, ingat kegagalan adalah kesuksesan yang
tertunda. Sudahlah ayo bayar 3000z sesuai janjimu” ujar Flinch dengan
menjulurkan tangan ke Marco. “iya iya, hunter sejati selalu menepati janjinya
dan tak akan pernah mengingkari janjinya. Nih, 3000z” balas Marco kesal sambil
memberikan uangnya pada Flinch. “nah nek, ini biaya kekuranganku tadi. Sekarang
sudah lunas kan” Tanya Flinch. “ya, hey bodoh mau bikin armor tidak?” gurau nenek pada Marco.
“jangan memanggilku seperti itu dong nek, uangku masih kurang 5000z nih
gara-gara kalah taruhan, aku akan jual material yang tak perlu dulu. Baru
kembali kesini” Marco pamit pada nenek.
Setelah menjual
beberapa materialnya dia datang lagi ke toko Blacksmith dengan berlari kencang.
“hah hah hah hah, ini kantong materialnya dan ini biayanya. Kapan selesainya
nek?” Marco yang sedang terengah-engah. “besok sore sudah bisa kalian ambil.
Akan kukerahkan semua kemampuanku. Sekarang kembalilah ke asrama dan beristirahatlah
dengan tenang, gyahahahaha” gurau nenek. “kami masih belum mati nek (*_*’)a”
tutur Flinch.
Mereka berdua
kini kembali ke asrama dengan kelelahan. “aku sekarang semakin tidak sabar
untuk mengenakan armor dan senjata baru. Kira-kira seperti apa bentuknya? Ehmmm
(o_0’)a ” Marco dengan rasa penasarannya. “heh, dasar tukang penasaran awas
kalau sampai terbawa mimpi dan kau mengigau lagi tentang armor itu. Gara-gara
kau selalu mengigau aku jadi tak bisa tidur dengan tenang. Untung aku menang
taruhannya. Hahahaha” tawa Flinch
terbahak-bahak. “hmmm, jangan-jangan kau curang, pada saat aku tidur kau
mencuri materialku lalu menjualnya” Kata Marco dengan penuh keyakinan. Bletaaakkk
“jangan berpikir yang tidak-tidak, hunter sejati tidak akan melakukan hal
curang seperti itu. Apalagi terhadap teman sekamarnya. Sudahlah, badanku capek
aku ingin lekas tidur” ujar Flinch menjitak kepala Marco
Setelah
melewatkan malam yang panjang hingga fajar menjemput, mereka kembali
beraktifitas seperti biasa yaitu berburu monster. Tapi, tiba-tiba di kediaman Chief Jumbo ada
seekor burung merpati pengantar surat. “pagi-pagi begini dapat surat apa?
(sambil membaca surat). Sepertinya kota Oasis sedang dalam genting. Sebaiknya
aku kirim 12 hunterku untuk pergi kesana, baiklah saatnya menuju bar” ujar
Chief.
Sementara itu
di bar desa, “quest apa lagi yang akan kuambil?” Marco kebingungan. “hey, hunter
muda. daripada kau bingung mengambil misi, aku punya quest khusus untukmu. Berburu
monster di dessert sebelah timur kota Oasis. Mau tidak?” potong Chief. “menarik!. Kebetulan juga aku ingin
‘jalan-jalan’ keluar desa. Boleh mengajak seorang teman?” Tanya Marco. “boleh
saja, kalau begitu aku juga akan mengirim 6 hunter baru lainnya dan 4 hunt
instructor untuk menangani quest disana. Kita berangkat malam ini dengan balon
udara di gerbang utara desa. Jangan mengambil misi untuk pagi ini, istirahatlahlah
saja. Bawa bekal, armor serta senjata terhebatmu” lanjut Chief. “ok, terima
kasih infonya. Aku juga akan mengetes armor dan senjata baruku disana. Info
ini akan kusampaikan pada temanku” ujar
Marco gembira.
Setelah
mengetahui info itu, dia bergegas mencari temannya untuk memberi tahu info.
“disini kau rupanya” kata Marco. “ada apa mencariku?” Tanya Flinch. “aku dapat
misi dari Chief berburu monster di dessert dekat kota Sosis” jawab Flinch. “bwahahahaha,
mana ada kota Sosis mungkin maksudmu kota Oasis” tawa Flinch. “ya itu maksudku,
tunggu dulu kenapa kau tahu” Tanya balik Marco. “entahlah, tebakan yang
beruntung” jawab singkat Flinch. “aku akan mengajakmu kesana. Malam nanti kita
akan berangkat dan jangan mengambil misi pagi ini. Itu perintah Chief padaku”
jelasnya. “baiklah akan kuturuti perintah dari Chief” tutur Flinch. Mereka pun
keluar dari bar dan berkeliling desa hingga sore menjemput.
Pukul 16.00 di
desa Jumbo sebelum keberangkatan Marco dan kawan-kawan ke kota Oasis. Marco
serta Flinch tidak lupa akan armor dan senjata barunya. Mereka langsung mendatangi toko Blacksmith.
“nek, apakah sudah selesai pesanan kami” tutur Flinch. “ya ini dia. Untuk
Flinch, armor Kut-ku serta Bull Task Hammer cdan kau Marco armor Velocyprey
serta Kut-ku Pick. Ruang ganti disebelah
kanan,” perjelas nenek pada mereka
berdua. Mereka langsung mencoba armor masing-masing.
“senjatanya
boleh juga, keren nih. Tapi kenapa armor Kut-ku ini tidak ada helm dan
celananya. Lebih baik aku tanyakan saja.”
Kata Flinch kesal. Kemudian dia langsung ke tempat nenek bekerja dan berkata
“nek, helm dan celananya mana? masa’ cuma 3 set saja”. “armornya memang begitu.
Jika ingin helm dan celanya upgrade armormu hingga Kut-ku S, kau harus memiliki
Kirin Hide dan Kut-ku ear+ sebagai bahan utamanya. Untuk helm dan celananya kau
kan bisa memakai Battle armormu“ jelas nenek. “oh gitu ya, maafkan aku atas
kesalahpahaman tadi” kata Flinch dengan menundukkan kepala. Sedangkan Marco
sedang mengomel tentang penampilan armornya.
“apa-apaan
ini?, bentuk senjataku mengerikan sekali, tapi untuk armornya…. armor macam apa
ini?, bentuknya aneh. Ada roknya pula. Haah, ya sudahlah” Tutur Marco yang
perasaannya campur aduk. Setelahnya, mereka pergi ke asrama untuk menyiapkan
bekal apa saja yang perlu dibawa.
Pukul 18.00, semua
hunter yang akan dikirim ke kota Oasis telah bersiap-siap di gerbang timur
desa. “10 orang, masih kurangg 2 orang lagi, mana kedua orang itu. Apa belum
datang?” Tanya Chief. “kami disini Chief, maaf kami telat karena armor dan
senjata kami baru selesai dibuat.” Ujar Marco. “baiklah semua sudah berkumpul
disini, tentang misi nanti akan dijelaskan oleh hunt instructor. Sekarang
naiklah ke balon udara. Ingat pesanku ‘berburu
atau diburu’ selamat bersenang-senang disana” Kata Chief desa Jumbo.
Semua
hunter naik ke balon udara tersebut, waktu keberangkatan tiba. Para kawanan monster
dessert telah menanti kedatangan mereka
semua. Seperti apa perjuangan Marco dan kawan-kawan menghadapi para monster itu?.
Part 4 END……
To Be Continued…….
Story Writer : Rojik Ojik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
budayakan berkomentar pada kolom yang tersedia dengan sopan. Jika ingin mengcopy isi blog harap disertakan sumbernya dan meminta ijin terlebih dahulu, hargai penulisnya. Salam Blogger :D