Kamis, 21 Maret 2013

Legendary Hunter Story episode 7 : Final Quest


Pada cerita sebelumnya, Marco yang baru pulih dari cedera yang dialaminya akhirnya kembali bergabung dengan tim untuk menjalankan misi. Dengan usaha keras, dia berhasil menumbangkan Daimyo seorang diri. Namun perjuangan mereka di kota Oasis bukan sampai disitu, langsung saja simak ceritanya.

Hari ke-6 di kota Oasis, para hunter baru sekarang dilepas untuk menjalankan misi sendiri tanpa harus didampingi Hunt Instructor. Di tengah jalan Marco dan Flinch berbincang-bincang. “haaah, menjalankan misi seperti ini terus menerus ternyata cepat bosan” keluh Marco. “bagaimana kalau kita bertaruh lagi” tantang Flinch. “boleh juga. Tantangan apa kali ini?”, “berburu piscine monster Cephadrome, gimana?” jawabnya. “tunggu dulu, aku bahkan tidak mendapat informasi tentang monster itu. Katanya kau berjanji memberitahuku, sekarang katakan yang kau tau tentang monster itu”, “akan kujelaskan ditengah jalan nanti, kau pasang berapa?” tanya Flinch, “akan kunaikan taruhanku jadi 7000z, kau?”. “aku juga akan menaikkannya juga jadi 10000z, deal ya?”, “deal, tapi bagaimana ketentuannya” tutur Marco. “kita akan mengambil misi sendiri-sendiri tapi kita membuat 1 camp, lalu masing-masing dari kita yang sudah berhasil memburu Cephadrome, carve siripnya dan taruh saja di bluebox. Yang duluan meletakannya dialah yang menang” ucap panjang lebar Flinch.

Setelah itu, mereka menjalankan misi dan Flinch menjelaskan bagaimana cara mengahadapi Cephadrome. “baiklah aku mengerti, sekarang waktunya pergi. Cephadrome aku datang” Marco bersemangat. “si bodoh itu tetap tidak berubah juga J” batin Flinch tersenyum. Mereka akhirnya memulai taruhan.


Dengan semangatnya yang membara, dia pergi meninggalkan Flinch untuk menjalankan misi serta taruhannya. Dia menuju area 2 untuk mencari Cephadrome dan berpikir kalau dia bisa memburunya secepat mungkin dia akan langsung ke camp, tapi apa daya Cephadrome yang dicarinya tidak ada disitu. Sementara itu Flinch mengambil jalan pintas lewat sumur yang menuju gua lembab, karena tidak tahan dengan dingin, dia keluar dari gua dan menuju ke area 5. Beda dengan temannya, dia langsung bertemu dengan targetnya. Tanpa basa-basi dia langsung mengalihkan perhatian Cephadrome dan terjadilah pertarungan sengit antara mereka berdua.

Kembali ke Marco, dia masih tetap menunggu monster buruannya dengan bosan tapi tetap tidak datang juga. Selang 7 menit kemudian, dia melihat Cephadrome yang berkeliaran disekitar gurun. “wuahahaha, akhirnya yang kunantikan datang juga. Woi makhluk item dekil” teriak Marco mengalihkan perhatian. Pertarungan Marco dan Cephadrome memakan waktu lama. Sedangkan Flinch telah berhasil memburu targetnya, dan yang harus dia lakukan tinggal mengcarve siripnya dan membawanya ke blue box.


Diperjalanan kembali ke camp, dia bertemu Marco yang sedang kewalahan melawan piscine monster itu. “hoy Marco, selamat bersenang-senang. wekkkk, :p ” ejek Flinch. Melihat Flinch membawa sirip Cephadrome dia kesal. “oh god, why? Flinch, Y U No ngalah?”. “hahaha. lihat depanmu, Cephadrome mau mengeluarkan semburan pasirnya tuh”  Flinch yang mencoba membohongi Marco. “aku gak peduli, dia mau nyembur pasir, dia mau nyembur susu soda sampe tumpeh-tumpeh aku tetap gak peduli, wekkkk :P” dia mengejek balik rekannya. “ya sudah, terserah kau saja, yang penting aku menang taruhan, bye”. Pertarungan Marco dengan Cephadrome kembali bergulir, dia tetap tak menyerah walaupun dia sudah jelas kalah taruhan. Setelah beberapa puluh menit kemudian dia berhasil juga menuntaskan misinya. “Walau aku carve siripnya aku juga akan kalah, tapi mungkin item ini akan berguna” batinnya sambil mengcarve sirip Cephadrome.



Setelah menjalankan misi, mereka berdua kembali ke kota. “sekarang kau bayar 7000z atas kekalahanmu”, “ya, ya, ya baiklah, nih 7000z” Marco memberikan uang pada Flinch. “nah gitu dong. Lama-lama aku akan kaya nih jika bertaruh terus denganmu. Hahahaha”.

Para hunter desa Jumbo telah melewati hari demi hari yang melelahkan. Mereka bersusah payah menjauhkan monster agar tak sampai ke kota Oasis. Dengan keahlian mereka, para monster perlahan jumlahnya mengurang drastis hingga hari ke-9.

Hari-9, sore hari. Tiba-tiba ada pemancing lari menuju ke rumah Mayor. Dok,dok,dok. Pemancing itu mengetuk pintu rumah Mayor. “ada apa? Kenapa mukamu panik sekali?” tanya Mayor, “mayor, gawat, gawat” jawab pemancing teregah-engah. “tenanglah, duduk dan minumlah teh hangat ini” Mayor menyodorkan teh hangat ke pemancing itu. Setelah kondisi kondusif, pemancing itu bercerita “gawat Mayor. Tadi aku sedang memancing disungai dekat gurun, lalu tiba-tiba aku melihat 2 ekor monster air yang datang entah dari mana. Mereka memiliki sirip dan badan yang besar. Satunya  memiliki warna hijau dan satunya lagi jingga kemerahan. Karena ketakutan, aku berlari meninggalkan 2 monster itu”.
“tak salah lagi, itu Plesioth dan Green Plesioth. Tak kusangka dia akan datang di waktu seperti ini?, baiklah laporan ini akan kusampaikan ke hunter Jumbo, sekarang pulanglah dan terima kasih infonya” jawab Mayor.

Mayor segera bergegas menuju penginapan hunter Jumbo, dan disana dia bertemu Mizuki. “hey, mana teman-temanmu?” tanya Mayor, “kebetulan mereka semua ada di penginapan untuk beres-beres, karena besok malam kita angkat kaki dari sini, memangnya ada perlu apa anda datang kemari?” Mizuki menanya balik. “Aku ingin bicara dengan kalian semua, kumpulkan mereka didepan penginapan. Ini keadaan darurat”. Setelah mendengar bahwa itu keadaan darurat, Mizuki lansung memanggil mereka semua untuk berkumpul didepan penginapan. “wah, kenapa mayor memanggil kita semua?” tanya Marco. “mungkin dia akan memberikan kita uang reward atas kerja keras kita selama ini. hahahaha” jawab Royzen terbahak-bahak, “ternyata kau berpikiran sama denganku. Jangan-jangan kita anak kembar tapi kita tidak mengetahuinya. Hahahaha” canda Marco.

Setelah mereka berkumpul, Mayor segera menyampaikan laporannya, “para hunter Jumbo yang terhormat. Aku mendapatkan laporan dari penduduk bahwa dia melihat ada 2 ekor monster air yaitu Plesioth dan Green Plesioth, misi kalian besok adalah memburu mereka berdua. Mereka bisa jadi ancaman bagi kota ini jadi jangan sampai mereka mendekat di kota ini, ada pertanyaan?” jelas panjang lebar Mayor. “tidak pak” jawab singkat Smoke. “baiklah istirahatlah karena besok akan menjadi misi terakhir kalian dikota ini” Mayor meninggalkan mereka semua.

“kalian tadi sudah mendengar laporan Mayor kan? Jadi kalian tahu apa artinya” tutur Smoke. “tidak ada uang reward” jawab Royzen polos, “I know that feel, bro” Marco memeluk Roy. Bletaakkk, bletaaakkk. Lord dan Flinch menjitak partner masing-masing. “seriuslah sedikit Roy” Lord geram, “bisakah kau tidak bertingkah bodoh? Maaf, silahkan dilanjutkan Master”ucap Flinch.
“ya. Enggg, aaahh. maaf aku jadi lupa mau ngomong apa hehehehe. Besok saja kukatakan, malam ini aku akan mendiskusikan dengan Hunt Instructor lain”.
Gloooddaaakkk,  “dasar, ketua dan anggotanya sama-sama bodoh” batin Lord. “sekarang kembalilah kekamar masing-masing, aku dan Hunt Instrutor lain akan menyusun taktik” ujar Mizuki.

Dikamar Smoke, para Hunt Instructor menyusun taktik untuk mengalahkan 2 monster piscine itu. “sekarang apa kau sudah ingat apa yang ingin kau katakan tadi?” tanya Gaki.
“oh iya, aku ingat. Waktu itu kita telah sepakat untuk melepas para anggota kita untuk berburu sendiri setelah 5 hari kita mendapinginya kan?” cetus Smoke. “ya, lalu apa rencanamu?”tanyanya lagi. “rencanaku adalah biar para hunter baru saja yang melawan kedua monster itu, supaya mereka punya pengalaman lebih untuk berburu sendiri atau dengan tim, kita bagi 2 tim dengan 4 anggota. Bagaimana, ada yang keberatan?” ucap panjang Smoke. “baiklah kurasa tidak ada, sekarang tim siapa yang berhadapan dengan Plesioth?” lanjutnya. Kemudian Gaki dan Jigo melihat satu sama lain dan mengangangguk, “biar timku dan tim Jigo yang menghadapinya” jawab Gaki. “baiklah, berarti yang menghadapi Green Plesioth adalah timku dan tim Mizuki”. Selang beberapa menit kemudian Gaki menemukan kejanggalan.

“tunggu dulu, aku lupa kalau elemen kelemahan Plesioth kan petir, nah di timku dan tim Jigo tidak punya senjata elemen petir. Satu-satunya yang punya senjata elemen petir itu kau, Smoke”, “baiklah aku mengerti, aku akan meminjamkan senjataku ke salah satu anggota kalian. Tapi, Jigo kau pinjamkan senjatamu kesalah satu anggotaku, karena elemen kelemahan G. Plesioth adalah api. Dengan adanya 2 senjata elemen api di tim kami maka akan mempermudah melawannya, jika timku berhasil menumbangkannya, aku bisa menyuruh mereka membantu tim kalian jika mereka masih belum mengalahkannya” perjelas panjang Smoke.

Setelah menyusun rencana yang matang para Hunt Instructor pergi ke kamar anggota masing-masing untuk mengatakan rencana yang mereka buat. Hari ke-10, para hunter desa Jumbo telah berkumpul di Guild Hall.

“ini adalah misi terakhir kita disini sekaligus misi bintang 3 pertama kalian, untuk mengakhirinya kalian harus berhadapan dengan Plesioth dan G. Plesioth. Kalian, berhati-hatilah dalam menjalankan misi ini. Plesioth adalah monster besar, kita bahkan dibuat selututnya saja. Jika kalian terkena body slamnya mungkin akan pingsan sementara namun beda ceritanya kalau kalian memblok serangannya. Saat itu terjadi kami akan menggantikan posisi kalian, ada yang ingin ditanyakan?” tutur panjang Mizuki. Royzen mengangkat tangan dan bertanya “semalam, master Gaki bilang padaku kalau Plesioth bisa dikeluarkan dengan cara memancingnya pakai umpan katak, lalu dimana kita mendapatkan katak?”, “setelah sampai di gurun, kita akan mencarinya” cetus Gaki. Sraaakkk (Mizuki membuka peta) “Tepatnya disini (menunjuk area 3), apa ada yang ingin ditanyakan lagi?” imbuh Mizuki. Semua hunter baru, menggelengkan kepala. “sebelum berangkat, periksa dulu kelengkapan kalian, jangan sampai ada yang ketinggalan” lanjutnya

Setelah itu, mereka semua pergi menuju gerbang timur. Misi terakhir mereka dimulai. “sesuai rencana, kita akan menggunakan camp yang dibangun Flinch dan Marco. Karena camp mereka sangat strategis. Bisa kau tunjukkan dimana camp kalian?” Gaki bertanya kepada Flinch. “sekitar 200m dari sini, lokasinya dekat dengan gurun area 2” jawabnya. Lalu mereka semua bergegas kesana untuk mengatakan rencana mereka kembali. Sebelum mencari Plesioth, para Hunt Instructor memberi latihan ringan untuk hunter yang dipinjami senjata oleh ketuanya. Setelah itu, barulah mereka mengatakan rencananya.

“kalian pergilah ke area 3, cari katak di bebatuan kecil berlumut. Masing-masing 3 ekor. Para Hunt Instructor akan pergi untuk mencari keberadaan Plesioth dan G. Plesioth, jika sudah mendapatkan katak tunggu kontak dengan kami. Ini akan kuberikan walkie talkie” terang Smoke. Setelah semua jelas, para hunter baru pergi ke area 3 untuk mencari katak yang akan menjadi umpan Plesioth. Sesampainya di area 3, “itu dia bebatuannya, kita cari disitu” ujar Lord. Para hunter itu berbondong-bondong mencarinya. “dasar katak sialan. Kenapa susah sekali ditangkapnya?” Ryoten mengeluh. “itu adalah katak gurun. Mereka lebih gesit dari katak kebanyakan. Loncatan mereka bisa 10x dari panjang tubuhnya. Jika ingin menangkapnya kalian harus bersabar” cetus TxL. “pantas saja susah didapat” lanjut Ryoten sambil menangkap katak.



Dengan susah payah, akhirnya mereka semua mendapat 3 ekor. Sekarang mereka tinggal menunggu kontak dari para Hunt Instructor. Selang beberapa menit kemudian, walkie talkie berbunyi. Bzzzttt, krasssasakkk “Hunt Instructor kepada anggota, ganti” suara Mizuki. “ada apa master?, apa sudah ada kontak dari Plesioth?” tanya Flinch. “aku melihat G. Plesioth di area 7 dan menurut info dari Gaki, Plesioth ada di area 6” jawab Smoke, “tim 2 dan 3 segera ke area 7 lalu tim 1 beserta tim 4 pergi ke area 6” lanjutnya. “roger, laporan diterima” jawab Flinch. Kemudian Flinch mengatakan info yang didapatnya. Semua tim menyebar ke area yang ditentukan Smoke, mereka berpisah diarea 7, tim 1 dan 4 masuk kedalam gua yang menuju area 6.

Tim 2 dan 3 sampai di area 7, mereka langsung mendatangi Hunt Instructor berharap diberi pengarahan. Tapi…. “didepan adalah target kalian. Inti misi ini adalah saling percaya dan kerja sama. Jika kalian punya keduanya, kita yakin kalian bisa mengalahkannya. Aku ingin kalian menyusun rencana sendiri untuk menghadapi monster itu. Ini akan jadi pembelajaran bagi kalian” tutur Mizuki. “baiklah master. Marco, Ryuga, Natsu berkumpul” perintah Flinch.

Seperti apa rencana yang dibuat oleh mereka? Akankah rencana itu berhasil menumbangkan sang monster ikan ini dan berhasil menyelesaikan misinya? To Be Continued….

Part 7 End

Story Writer : Rojik Ojik

Pengisi Cerita:

Priyadi Jati permana as LordFighter
Roy Flasher as Flasher Royzen
Aldi Rivaldi as Natsu
Ryan Sugianto as Ryoten

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

budayakan berkomentar pada kolom yang tersedia dengan sopan. Jika ingin mengcopy isi blog harap disertakan sumbernya dan meminta ijin terlebih dahulu, hargai penulisnya. Salam Blogger :D