Pada cerita
sebelumnya, Marco yang baru pulih dari cedera yang dialaminya akhirnya kembali
bergabung dengan tim untuk menjalankan misi. Dengan usaha keras, dia berhasil
menumbangkan Daimyo seorang diri. Namun perjuangan mereka di kota Oasis bukan
sampai disitu, langsung saja simak ceritanya.
Hari ke-6 di
kota Oasis, para hunter baru sekarang dilepas untuk menjalankan misi sendiri
tanpa harus didampingi Hunt Instructor. Di tengah jalan Marco dan Flinch berbincang-bincang.
“haaah, menjalankan misi seperti ini terus menerus ternyata cepat bosan” keluh
Marco. “bagaimana kalau kita bertaruh lagi” tantang Flinch. “boleh juga.
Tantangan apa kali ini?”, “berburu piscine monster Cephadrome, gimana?”
jawabnya. “tunggu dulu, aku bahkan tidak mendapat informasi tentang monster
itu. Katanya kau berjanji memberitahuku, sekarang katakan yang kau tau tentang
monster itu”, “akan kujelaskan ditengah jalan nanti, kau pasang berapa?” tanya
Flinch, “akan kunaikan taruhanku jadi 7000z, kau?”. “aku juga akan menaikkannya
juga jadi 10000z, deal ya?”, “deal, tapi bagaimana ketentuannya” tutur Marco.
“kita akan mengambil misi sendiri-sendiri tapi kita membuat 1 camp, lalu
masing-masing dari kita yang sudah berhasil memburu Cephadrome, carve siripnya
dan taruh saja di bluebox. Yang duluan meletakannya dialah yang menang” ucap
panjang lebar Flinch.
Setelah itu,
mereka menjalankan misi dan Flinch menjelaskan bagaimana cara mengahadapi
Cephadrome. “baiklah aku mengerti, sekarang waktunya pergi. Cephadrome aku
datang” Marco bersemangat. “si bodoh itu tetap tidak berubah juga J”
batin Flinch tersenyum. Mereka akhirnya memulai taruhan.
Dengan
semangatnya yang membara, dia pergi meninggalkan Flinch untuk menjalankan misi
serta taruhannya. Dia menuju area 2 untuk mencari Cephadrome dan berpikir kalau
dia bisa memburunya secepat mungkin dia akan langsung ke camp, tapi apa daya
Cephadrome yang dicarinya tidak ada disitu. Sementara itu Flinch mengambil
jalan pintas lewat sumur yang menuju gua lembab, karena tidak tahan dengan
dingin, dia keluar dari gua dan menuju ke area 5. Beda dengan temannya, dia langsung
bertemu dengan targetnya. Tanpa basa-basi dia langsung mengalihkan perhatian
Cephadrome dan terjadilah pertarungan sengit antara mereka berdua.
Kembali ke
Marco, dia masih tetap menunggu monster buruannya dengan bosan tapi tetap tidak
datang juga. Selang 7 menit kemudian, dia melihat Cephadrome yang berkeliaran
disekitar gurun. “wuahahaha, akhirnya yang kunantikan datang juga. Woi makhluk
item dekil” teriak Marco mengalihkan perhatian. Pertarungan Marco dan
Cephadrome memakan waktu lama. Sedangkan Flinch telah berhasil memburu
targetnya, dan yang harus dia lakukan tinggal mengcarve siripnya dan membawanya
ke blue box.
Diperjalanan
kembali ke camp, dia bertemu Marco yang sedang kewalahan melawan piscine
monster itu. “hoy Marco, selamat bersenang-senang. wekkkk, :p ” ejek Flinch.
Melihat Flinch membawa sirip Cephadrome dia kesal. “oh god, why? Flinch, Y U No
ngalah?”. “hahaha. lihat depanmu, Cephadrome mau mengeluarkan semburan pasirnya
tuh” Flinch yang mencoba membohongi
Marco. “aku gak peduli, dia mau nyembur pasir, dia mau nyembur susu soda sampe
tumpeh-tumpeh aku tetap gak peduli, wekkkk :P” dia mengejek balik rekannya. “ya
sudah, terserah kau saja, yang penting aku menang taruhan, bye”. Pertarungan
Marco dengan Cephadrome kembali bergulir, dia tetap tak menyerah walaupun dia
sudah jelas kalah taruhan. Setelah beberapa puluh menit kemudian dia berhasil
juga menuntaskan misinya. “Walau aku carve siripnya aku juga akan kalah, tapi
mungkin item ini akan berguna” batinnya sambil mengcarve sirip Cephadrome.
Setelah
menjalankan misi, mereka berdua kembali ke kota. “sekarang kau bayar 7000z atas
kekalahanmu”, “ya, ya, ya baiklah, nih 7000z” Marco memberikan uang pada
Flinch. “nah gitu dong. Lama-lama aku akan kaya nih jika bertaruh terus
denganmu. Hahahaha”.
Para hunter
desa Jumbo telah melewati hari demi hari yang melelahkan. Mereka bersusah payah
menjauhkan monster agar tak sampai ke kota Oasis. Dengan keahlian mereka, para monster
perlahan jumlahnya mengurang drastis hingga hari ke-9.
Hari-9, sore
hari. Tiba-tiba ada pemancing lari menuju ke rumah Mayor. Dok,dok,dok.
Pemancing itu mengetuk pintu rumah Mayor. “ada apa? Kenapa mukamu panik
sekali?” tanya Mayor, “mayor, gawat, gawat” jawab pemancing teregah-engah.
“tenanglah, duduk dan minumlah teh hangat ini” Mayor menyodorkan teh hangat ke
pemancing itu. Setelah kondisi kondusif, pemancing itu bercerita “gawat Mayor.
Tadi aku sedang memancing disungai dekat gurun, lalu tiba-tiba aku melihat 2
ekor monster air yang datang entah dari mana. Mereka memiliki sirip dan badan
yang besar. Satunya memiliki warna hijau
dan satunya lagi jingga kemerahan. Karena ketakutan, aku berlari meninggalkan 2
monster itu”.
“tak salah lagi, itu Plesioth dan Green
Plesioth. Tak kusangka dia akan datang di waktu seperti ini?, baiklah laporan
ini akan kusampaikan ke hunter Jumbo, sekarang pulanglah dan terima kasih
infonya” jawab Mayor.
Mayor segera
bergegas menuju penginapan hunter Jumbo, dan disana dia bertemu Mizuki. “hey,
mana teman-temanmu?” tanya Mayor, “kebetulan mereka semua ada di penginapan
untuk beres-beres, karena besok malam kita angkat kaki dari sini, memangnya ada
perlu apa anda datang kemari?” Mizuki menanya balik. “Aku ingin bicara dengan
kalian semua, kumpulkan mereka didepan penginapan. Ini keadaan darurat”.
Setelah mendengar bahwa itu keadaan darurat, Mizuki lansung memanggil mereka
semua untuk berkumpul didepan penginapan. “wah, kenapa mayor memanggil kita
semua?” tanya Marco. “mungkin dia akan memberikan kita uang reward atas kerja
keras kita selama ini. hahahaha” jawab Royzen terbahak-bahak, “ternyata kau
berpikiran sama denganku. Jangan-jangan kita anak kembar tapi kita tidak
mengetahuinya. Hahahaha” canda Marco.
Setelah mereka
berkumpul, Mayor segera menyampaikan laporannya, “para hunter Jumbo yang
terhormat. Aku mendapatkan laporan dari penduduk bahwa dia melihat ada 2 ekor
monster air yaitu Plesioth dan Green Plesioth, misi kalian besok adalah memburu
mereka berdua. Mereka bisa jadi ancaman bagi kota ini jadi jangan sampai mereka
mendekat di kota ini, ada pertanyaan?” jelas panjang lebar Mayor. “tidak pak”
jawab singkat Smoke. “baiklah istirahatlah karena besok akan menjadi misi
terakhir kalian dikota ini” Mayor meninggalkan mereka semua.
“kalian tadi
sudah mendengar laporan Mayor kan? Jadi kalian tahu apa artinya” tutur Smoke.
“tidak ada uang reward” jawab Royzen polos, “I know that feel, bro” Marco
memeluk Roy. Bletaakkk, bletaaakkk. Lord dan Flinch menjitak partner
masing-masing. “seriuslah sedikit Roy” Lord geram, “bisakah kau tidak
bertingkah bodoh? Maaf, silahkan dilanjutkan Master”ucap Flinch.
“ya. Enggg, aaahh. maaf aku jadi lupa
mau ngomong apa hehehehe. Besok saja kukatakan, malam ini aku akan mendiskusikan
dengan Hunt Instructor lain”.
Gloooddaaakkk, “dasar, ketua dan anggotanya sama-sama bodoh”
batin Lord. “sekarang kembalilah kekamar masing-masing, aku dan Hunt Instrutor
lain akan menyusun taktik” ujar Mizuki.
Dikamar Smoke,
para Hunt Instructor menyusun taktik untuk mengalahkan 2 monster piscine itu.
“sekarang apa kau sudah ingat apa yang ingin kau katakan tadi?” tanya Gaki.
“oh iya, aku ingat. Waktu itu kita telah
sepakat untuk melepas para anggota kita untuk berburu sendiri setelah 5 hari
kita mendapinginya kan?” cetus Smoke. “ya, lalu apa rencanamu?”tanyanya lagi. “rencanaku
adalah biar para hunter baru saja yang melawan kedua monster itu, supaya mereka
punya pengalaman lebih untuk berburu sendiri atau dengan tim, kita bagi 2 tim
dengan 4 anggota. Bagaimana, ada yang keberatan?” ucap panjang Smoke. “baiklah
kurasa tidak ada, sekarang tim siapa yang berhadapan dengan Plesioth?”
lanjutnya. Kemudian Gaki dan Jigo melihat satu sama lain dan mengangangguk,
“biar timku dan tim Jigo yang menghadapinya” jawab Gaki. “baiklah, berarti yang
menghadapi Green Plesioth adalah timku dan tim Mizuki”. Selang beberapa menit
kemudian Gaki menemukan kejanggalan.
“tunggu dulu, aku
lupa kalau elemen kelemahan Plesioth kan petir, nah di timku dan tim Jigo tidak
punya senjata elemen petir. Satu-satunya yang punya senjata elemen petir itu
kau, Smoke”, “baiklah aku mengerti, aku akan meminjamkan senjataku ke salah
satu anggota kalian. Tapi, Jigo kau pinjamkan senjatamu kesalah satu anggotaku,
karena elemen kelemahan G. Plesioth adalah api. Dengan adanya 2 senjata elemen
api di tim kami maka akan mempermudah melawannya, jika timku berhasil
menumbangkannya, aku bisa menyuruh mereka membantu tim kalian jika mereka masih
belum mengalahkannya” perjelas panjang Smoke.
Setelah
menyusun rencana yang matang para Hunt Instructor pergi ke kamar anggota
masing-masing untuk mengatakan rencana yang mereka buat. Hari ke-10, para
hunter desa Jumbo telah berkumpul di Guild Hall.
“ini adalah
misi terakhir kita disini sekaligus misi bintang 3 pertama kalian, untuk
mengakhirinya kalian harus berhadapan dengan Plesioth dan G. Plesioth. Kalian, berhati-hatilah
dalam menjalankan misi ini. Plesioth adalah monster besar, kita bahkan dibuat
selututnya saja. Jika kalian terkena body slamnya mungkin akan pingsan
sementara namun beda ceritanya kalau kalian memblok serangannya. Saat itu
terjadi kami akan menggantikan posisi kalian, ada yang ingin ditanyakan?” tutur
panjang Mizuki. Royzen mengangkat tangan dan bertanya “semalam, master Gaki
bilang padaku kalau Plesioth bisa dikeluarkan dengan cara memancingnya pakai
umpan katak, lalu dimana kita mendapatkan katak?”, “setelah sampai di gurun,
kita akan mencarinya” cetus Gaki. Sraaakkk (Mizuki membuka peta) “Tepatnya
disini (menunjuk area 3), apa ada yang ingin ditanyakan lagi?” imbuh Mizuki.
Semua hunter baru, menggelengkan kepala. “sebelum berangkat, periksa dulu
kelengkapan kalian, jangan sampai ada yang ketinggalan” lanjutnya
Setelah itu,
mereka semua pergi menuju gerbang timur. Misi terakhir mereka dimulai. “sesuai
rencana, kita akan menggunakan camp yang dibangun Flinch dan Marco. Karena camp
mereka sangat strategis. Bisa kau tunjukkan dimana camp kalian?” Gaki bertanya
kepada Flinch. “sekitar 200m dari sini, lokasinya dekat dengan gurun area 2”
jawabnya. Lalu mereka semua bergegas kesana untuk mengatakan rencana mereka
kembali. Sebelum mencari Plesioth, para Hunt Instructor memberi latihan ringan
untuk hunter yang dipinjami senjata oleh ketuanya. Setelah itu, barulah mereka
mengatakan rencananya.
“kalian
pergilah ke area 3, cari katak di bebatuan kecil berlumut. Masing-masing 3
ekor. Para Hunt Instructor akan pergi untuk mencari keberadaan Plesioth dan G.
Plesioth, jika sudah mendapatkan katak tunggu kontak dengan kami. Ini akan
kuberikan walkie talkie” terang Smoke. Setelah semua jelas, para hunter baru
pergi ke area 3 untuk mencari katak yang akan menjadi umpan Plesioth.
Sesampainya di area 3, “itu dia bebatuannya, kita cari disitu” ujar Lord. Para
hunter itu berbondong-bondong mencarinya. “dasar katak sialan. Kenapa susah
sekali ditangkapnya?” Ryoten mengeluh. “itu adalah katak gurun. Mereka lebih
gesit dari katak kebanyakan. Loncatan mereka bisa 10x dari panjang tubuhnya.
Jika ingin menangkapnya kalian harus bersabar” cetus TxL. “pantas saja susah
didapat” lanjut Ryoten sambil menangkap katak.
Dengan susah
payah, akhirnya mereka semua mendapat 3 ekor. Sekarang mereka tinggal menunggu
kontak dari para Hunt Instructor. Selang beberapa menit kemudian, walkie talkie
berbunyi. Bzzzttt, krasssasakkk “Hunt Instructor kepada anggota, ganti” suara
Mizuki. “ada apa master?, apa sudah ada kontak dari Plesioth?” tanya Flinch. “aku
melihat G. Plesioth di area 7 dan menurut info dari Gaki, Plesioth ada di area
6” jawab Smoke, “tim 2 dan 3 segera ke area 7 lalu tim 1 beserta tim 4 pergi ke
area 6” lanjutnya. “roger, laporan diterima” jawab Flinch. Kemudian Flinch
mengatakan info yang didapatnya. Semua tim menyebar ke area yang ditentukan
Smoke, mereka berpisah diarea 7, tim 1 dan 4 masuk kedalam gua yang menuju area
6.
Tim 2 dan 3 sampai
di area 7, mereka langsung mendatangi Hunt Instructor berharap diberi
pengarahan. Tapi…. “didepan adalah target kalian. Inti misi ini adalah saling
percaya dan kerja sama. Jika kalian punya keduanya, kita yakin kalian bisa
mengalahkannya. Aku ingin kalian menyusun rencana sendiri untuk menghadapi
monster itu. Ini akan jadi pembelajaran bagi kalian” tutur Mizuki. “baiklah
master. Marco, Ryuga, Natsu berkumpul” perintah Flinch.
Seperti apa
rencana yang dibuat oleh mereka? Akankah rencana itu berhasil menumbangkan sang
monster ikan ini dan berhasil menyelesaikan misinya? To Be Continued….
Part 7 End
Story Writer : Rojik Ojik
Pengisi
Cerita:
Tommy Ariajaya as TxL
Priyadi Jati permana as LordFighter
Roy Flasher as Flasher Royzen
Aldi Rivaldi as Natsu
Ryan Sugianto as Ryoten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
budayakan berkomentar pada kolom yang tersedia dengan sopan. Jika ingin mengcopy isi blog harap disertakan sumbernya dan meminta ijin terlebih dahulu, hargai penulisnya. Salam Blogger :D