Rabu, 20 Maret 2013

Legendary Hunter Story episode 6 : Friendship



Sebelumnya di Legendary Hunter Story, Marco yang menjalankan misi memburu Daimyo Hermitaur di dessert mengalami cedera cukup serius hingga dia jatuh pingsan. Sementara tim lainnya berhasil melaksanakan misi dengan sempurna. Kini mereka akan berburu habis-habisan dimalam hari. Langsung saja simak ceritanya

Matahari telah tenggelam oleh langit sore dan Marco yang belum juga sadar sekarang dia berada di rumah sakit kota Oasis. “master, apa menurutmu dia akan baik-baik saja?” tanya Flinch ke Smoke. “jangan khawatir, dia akan sembuh. Dulu, pertama kali aku memburu Daimyo juga pernah disembur oleh kepiting itu tapi untungnya waktu itu aku memakai senjata Lance jadi bisa melindungi diriku” jawab Smoke yang berusaha menghibur Flinch. “tapi dia beda. Dia bahkan tersembur langsung dan parahnya lagi dia melakukan itu demi melindungiku. Aku ini memang hunter tidak berguna” sesal Flinch dengan membenturkan kepala ketembok. “jangan bicara seperti itu, semua yang terjadi pasti ada pesan dibaliknya. Dan salah satunya adalah kau tidak boleh lengah dalam kondisi apapun pada saat berburu. Jika lengah maka kejadian ini akan terjadi terus menurus” ujar Smoke.

“kau benar, ini semua salahku. Tapi aku tidak akan mebiarkan kejadian ini terulang kembali. Aku akan melindungi teman-temanku meskipun nyawaku taruhannya” tutur Flinch menyakinkan. “kau harus memegang ucapanmu, karena seorang Hunter tidak akan pernah menarik kembali ucapannya” balas Smoke. “ya master, selama aku hidup aku tidak akan mengecewakan teman-temanku” Flinch dengan tatapan serius. “nah, itu baru namanya seorang Hunter. Nanti malam kita akan mengambil misi. Karena pada malam hari para monster itu sedang istirahat. Kesempatan kita untuk membasmi mereka akan lebih mudah. Jika kau tidak mau ikut juga tak apa, aku tidak memaksamu” Smoke yang menawarkan Flinch. “sebenarnya aku ingin ikut, tapi siapa yang akan menjaga si bodoh ini?” tanya Flinch. “kan tadi sudah kubilangi, dia tidak apa-apa. Banyak dokter dirumah sakit ini, gimana masih mau ikut misi atau tidak?” Smoke yang berbalik menanya Flinch. “kalau begitu baiklah, aku akan ikut. Kita akan berburu apa nanti malam?” Flinch penasaran. “kita akan mengambil 2 misi sekaligus. Yaitu misi The Land Shark dan Paralyzing Bite. Monster yang kita buru ialah Cephadrome dan Gendrome. Sebaiknya kita ke penginapan dulu” Jawab Smoke.


Setelah itu mereka kembali ke penginapan untuk mengambil istirahat sejenak dan menyiapkan perbekalan yang akan dibawa. Pukul 18.00 para Hunter desa Jumbo berkumpul di Guild Hall. “hey Smoke, mana anggotamu satunya?” tanya Mizuki. “dia ada di rumah sakit, dia tidak bisa ikut. Beberapa tulangnya patah karena disembur water cannon nya Daimyo” jawab Smoke santai. “apa kau tidak memberitahu gerakan dasar Daimyo?” Mizuki bertanya lagi. “aku lupa tentang itu, kejadian ini tidak akan terulang kembali. Aku jamin itu” jawab Smoke lantang. “aku pegang ucapanmu, baiklah aku akan berangkat menjalankan misi dulu. Ayo Ryuga, Natsu kita berangkat” tutur Mizuki. “oke master, kita duluan ya Flinch” kata Natsu. “kalian berdua hati-hati ya!” jawab Flinch.

Sesudah percakapan itu, Smoke dan Flinch pergi menjalankan misinya. Mereka kembali ke camp yang mereka dirikan pada siang tadi. “jadi apa yang kita buru pertama, master?” Flinch bertanya. “kita akan berburu Chepadrome terlebih dahulu, baru kita memburu Gendrome” jawab singkat Smoke. “bagaimana kalau kita bagi tugas saja. Anda berburu Chepadrome aku Gendrome” usul Flinch. “aku lupa memberitahumu kalau lima hari pertama para hunt instructor sepakat akan mendampingi anggotanya. Lima hari sisanya mereka akan dilepas untuk berburu sendiri, saat ini lebih baik kita berburu bersama saja” tutur Smoke. “begitu ya, tapi ngomong-ngomong area mana yang akan kita tuju pertama?”tanya Flinch. “menurut radar, Cephadrome masih berkeliaran disekitar area 2. Jadi itulah area yang kita tuju pertama, ayo segera berangkat” ajak Smoke.

Mereka berdua pun menuju ke area 2 tempat Cephadrome berkeliaran. Yang jaraknya hanya 50 meter dari camp. Sesampainya disana Smoke melihat si ‘Hiu Pasir’ sedang ‘berenang’ bebas di lautan pasir. “lihat itu Flinch, sirip hitam yang muncul kepermukaan tanah. Itu adalah Chepadrome, kelihatannya dia sudah menetaskan telurnya. Cephalos-Cephalos disekelilingnya itu adalah anak dari Cephadrome. Pinjamkan telingamu akan kukatakan strategiku, sebelum itu minumlah hot drinkmu untuk menjaga kehangatan tubuh” ucap panjang Smoke. Setelah mendengar strategi Smoke, Flinch langsung memancing perhatiannya. Alhasil Chepadrome melihat mereka berdua dan menghampiri Flinch. “sekarang lempar Sonic Bombmu” perintah Smoke. Bwunggg darr kiiiiingggggg. Suara ultrasonic dari Sonic Bomb telah berhasil mengeluarkan si ‘Hiu Pasir’ dan beberapa anaknya. 



“aku urus induknya kau urus anaknya. Hati-hati dengan kibasan ekornya dan hantaman tubuhnya” ucap Smoke. “yosh” jawab Flinch. Dia segera mengambil bagiannya dan dia berhasil membunuh beberapa ekor Cephalos. Setelah itu, dia langsung membantu Smoke yang kewalahan. “perlu bantuan master?, urusanku sudah selesai” ucap Flinch. “kerja bagus, sekarang hantam dia dengan teknik charge tepat di bagian kaki kiri. Aku akan memancing perhatiannya dari depan” cetus Smoke. “hyaaaaa (jduuummmm)” Flinch menyerang dengan teknik charge. Setelah mendapat serangan itu, Cephadrome terjatuh. Mereka melakukan serangan bertubi-tubi secara bersamaan. Slashhh bzzztt, bwungg bzzzt, crattt bzzt. Suara Devil Slasher milik Smoke yang menghujani serangan demi serangan pada Cephadrome. Begitu juga dengan Flinch, dia menghantam Cephadrome dengan Bull Task Hammer miliknya tanpa ampun.

Cephadrome berusaha berdiri, lalu dia mencoba melarikan diri dengan ‘menyelam’ ke tanah. Flinch tak membiarkan dia kabur begitu saja. dia melempar Sonic Bomb ke arahnya hingga dia kembali ke permukaan tanah. Melihat Cephadrome keluar mereka langsung menghampirinya dan melakukan Finishing Attack. “Flinch, hantam dia dibagian kepala, aku akan menyerang kakinya” tutur Smoke sambil lari. Mendengar perintah itu, Flinch menjalankan tugasnya. Jdummm, jdummm, bwunggg. Slash bzzzt, crattt bzzttt.  Khaaaa, suara Cephadrome menghembuskan nafas terakhirnya.



“akhirnya mati juga dia, segera carve lalu kita kembali ke base camp untuk istirahat sebentar dan menyusun rencana” ucap Smoke. Sesampainya di camp, Smoke mengatakan gerakan dasar Gendrome. “dengar Flinch, Gendrome dan Genprey  punya cakar yang bisa membuatmu terkena stun untuk beberapa saat. Biasanya dia meloncat kearah mangsa kemudian men stun mangsanya. Jadi kau harus bisa menghindari loncatannya. Jika kau terkena stun, mereka akan menyerangmu tanpa ampun. Tapi jika itu terjadi aku akan melindungimu sampai kau bisa bergerak kembali” ucap panjang Smoke. Glukkk, Flinch menelan ludahnya. “baiklah aku mengerti”  jawab singkat Flinch. “asah senjatamu. ikut aku, kita akan mencarinya disekitar gurun” ajak Smoke.

Di perjalanan, Smoke melihat seekor Gendrome yang membawa sepotong daging dari bangkai Cephadrome. “sttt, cepat bersembunyi dibalik batu, ada seekor Gendrome” perintah Smoke pada Flinch. “jadi itu yang namanya Gendrome, tapi apa yang dilakukannya malam-malam?” tanya Flinch. “jangan-jangan, dia juga berhasil menetaskan telurnya. Kita akan membuntutinya, siapa tahu dia menuju sarangnya” cetus Smoke. Mereka segera membuntuti Gendrome hingga ke sarangnya dan tebakan Smoke benar. Sepasang Gendrome telah memberi makan bayi mereka. “pancing perhatiannya, bunyikan Flutemu” tutur Smoke. Tooeet, toeet, tttooooeeet. Bunyi flute yang ditiup Flinch, kedua Gendrome itu mendengarnya. Koooarr, koarrr, kooaarr. Gendrome memanggil para Genprey. 



Kini mereka berdua berhadapan dengan 2 Gendrome dan beberapa Genprey. “sial,kenapa ada banyak Genpey, Flinch kita bagi tugas. Kau urus 1 gendrome dan 1 Genprey” ucap Smoke. “oshh” jawab Flinch. “lempar Flash Bomb” perintah Smoke. Bwuungg, darrr claaanggg. Terlihat kilatan cahaya yang membuat para Gendrome dan kawanan buta sesaat. “serang dulu para genprey” cetus Smoke. Setelah mengatasi para Genprey yang buta sesaat, barulah mereka berhadapan dengan kedua Gendrome yang baru sadar akibat kilatan cahaya Flash Bomb. Jdummm, jduummm, jduummm, bwunggg. Cratttt bzzzzt, slashhh bzzztttt. Mereka menyerang Gendrome tanpa ampun hingga menjemput ajalnya.

“akhirnya, misi kita selesai. Aku akan mengkulitinya” ucap Flinch senang. “setelah kau selesai mengcarve, susulah aku di camp aku akan mengemas material yang kita dapat hari ini” cetus Smoke. “tapi master, gimana anak para Gendrome ini. Dia masih kecil dan tak berdaya” jawab Flinch. “rupanya kau belum mengerti apa itu hukum alam?. Di alam liar yang kuat yang menang. Yang lemah akan tersingkir. Hidup memang perlu perjuangan, jadi biasakanlah dirimu pada alam liar” kata Smoke. Flinch hanya bisa menganggukan kepala dan Smoke pergi ke camp untuk membereskan material yang akan dibawa ke kota. Setelah melewati perbururan yang panjang, mereka berdua kembali ke kota untuk mengambil istirahat. “istirahatlah, kita akan melanjutkannya besok pagi” tutur Smoke. “oke master” jawab Flinch singkat.

Para hunter desa Jumbo telah melewati hari demi hari untuk menjalankan misi yang mereka ambil. Hari ke-3 di kota Oasis, mereka menjalankan rutinitas seperti biasanya yaitu berburu monster.  Sepulang dari menjalankan misi, Flinch segera menjenguk Marco seperti biasanya. Setelah sampai di rumah sakit, dokter yang merawat Marco mengatakan bahwa dia telah siuman. Dengan perasaan senang, Flinch langsung menemuinya dikamar rumah sakit dimana Marco dirawat.

“akhirnya kau siuman” Flinch menjitak Marco. “heeh, kau kira aku akan mati dengan mudah? Aku tidak akan mati sebelum membunuh Fatalis” Marco dengan wajah meyakinkan. “dasar bodoh, baru  saja kau siuman malah mengatakan hal itu. Kau ingin kehidupan kedua ya?” remeh Flinch. “aku gak peduli, aku akan membalaskan dendam ayahku. Weekkkk” ejek Marco. “aku ingin menanyakan satu hal padamu, kenapa waktu itu kau melindungiku dari water cannon Daimyo?, padahal kau bisa menggunakan waktumu untuk meminum potion” Flinch bertanya. “melindungi? Siapa yang melindungimu. Pagi itu aku belum mandi, ketika aku melihat Daimyo mengeluarkan water cannon aku segera mendatanginya untuk mandi. Tak kusangka semburannya terlalu kuat, jadi aku terpental deh” hibur Marco. “dasar bodoh. Kau selalu membantuku tapi yang bisa kulakukan adalah menjitak kepalamu saja” sesal Flinch.

“sudahlah tak usah dibahas lagi, bagaimana misimu ?” tanya Marco. “sejauh ini aku hanya memburu 3 bos monster. Setelah hari ke-5 para hunt instructor akan melepas anggotanya untuk menjalankan misi sendiri” perjelas Flinch. “haaa? Bagaimana denganku, kata dokter aku boleh berburu lagi setelah dirawat 2 hari mulai dari sekarang” Marco bingung. “tenang saja aku akan menyampaikan info yang kudapat dari misiku setelah kau sembuh total” tutur Flinch. “ok, kalau begitu kemballah ke penginapan, aku mau istirahat untuk memulihkan tubuhku” suruh Marco. Flinch pergi meninggalkan Marco untuk membiarkannya istirahat.

Keesokan harinya setelah berburu, Flinch langsung pergi ke kamar Marco dan membawa sebotol obat racikannya sendiri. “hey, Marco. Coba kau minum Herbal Medicine ini. ini buatanku sendiri lho”. Gluukk, Marco meneguk obat yang diberikan Flinch. “heemmm, rasanya enak (glukkk, glukkkk) terbuat dari apa?” tanya Marco. “apa kau yakin mau mendengarnya” Flinch meyakinkannya. “ya, cepatlah beritahu aku” Marco kesal. “baiklah kalau kau memaksa, resep sebenarnya Herbal Medicine itu adalah insect husk, garbage serta dung” jelasnya. Glukkk, gluuukk, Marco masih asyik meminum obatnya. Tiba-tiba “(sprooootttt) hueekkkk, uhuuk uhukkk. apa kau bilang? DUNG? GARBAGE? Kau mencoba membunuhku ya“ Marco menyemburkan obat yang akan ditelannya. “itu resep yang diajarkan master padaku” jawab singkat Flinch. “hueekkk cuhh, tapi rasanya enak juga (glukkkk, gluuuk)” Marco meminumnya  lagi. Glodakkkk, “ternyata lebih baik dia pingsan saja” batin Flicnh.

Hari ke-5 di kota Oasis, para hunter desa Jumbo masih menjalankan pekerjaan mereka untuk menyingkirkan monster. Para monster Dessert pun perlahan-lahan mengalami penurunan, tapi jumlah mereka masih banyak. Dan pada hari itu, Marco yang pingsan 3 hari 2 malam tersebut kembali bergabung dengan timnya. “master aku punya permintaan. Pada misi kali ini kita akan memburu Daimyo lagi. Tapi kalian berdua akan menjadi backup ku, yang memburunya adalah aku sendiri” pinta Marco. “apa kau gila, kau baru saja pulih. Rupanya kau bosan hidup ya?” remeh Flinch. “baiklah akan kuturuti” jawab Smoke. “terima kasih Master”

Sesampainya di Dessert Marco langsung mencari nya. Tak lama kemudian dia bertemu Daimyo. Tak ingin mengulangi kesalahan ke 2x, dia menjalankan misi dengan hati-hati. Pertarungan Marco dengan Daimyo berakhir dengan kemenangan Marco. Dia membawa capit Daimyo untuk membuktikan kalau dia berhasil. “haah, haaah lihat aku berhasil” Marco kelelahan. “bagus Marco, lain kali jangan memaksakan diri. Ingat kita adalah tim” Smoke menasehatinya.

Marco yang pulih dari cedera yang dialaminya, sudah bisa menjalankan misi bersama tim. Pada keesokan harinya mereka akan dilepas untuk berburu sendiri. Itu berarti perjuangan mereka akan semakin berat. Seperti apa perjuangan para Hunter baru menjalankan misinya sendiri?

To Be Continued…..

Part 6 End

Story Writer : Rojik Ojik

Pengisi cerita :

Aldi Rivaldi as Natsu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

budayakan berkomentar pada kolom yang tersedia dengan sopan. Jika ingin mengcopy isi blog harap disertakan sumbernya dan meminta ijin terlebih dahulu, hargai penulisnya. Salam Blogger :D