Sebelumnya di Legendary Hunter Story, Marco
yang menjalankan misi memburu Daimyo Hermitaur di dessert mengalami cedera
cukup serius hingga dia jatuh pingsan. Sementara tim lainnya berhasil
melaksanakan misi dengan sempurna. Kini mereka akan berburu habis-habisan
dimalam hari. Langsung saja simak ceritanya
Matahari telah tenggelam oleh langit sore dan
Marco yang belum juga sadar sekarang dia berada di rumah sakit kota Oasis. “master,
apa menurutmu dia akan baik-baik saja?” tanya Flinch ke Smoke. “jangan
khawatir, dia akan sembuh. Dulu, pertama kali aku memburu Daimyo juga pernah
disembur oleh kepiting itu tapi untungnya waktu itu aku memakai senjata Lance
jadi bisa melindungi diriku” jawab Smoke yang berusaha menghibur Flinch. “tapi
dia beda. Dia bahkan tersembur langsung dan parahnya lagi dia melakukan itu
demi melindungiku. Aku ini memang hunter tidak berguna” sesal Flinch dengan
membenturkan kepala ketembok. “jangan bicara seperti itu, semua yang terjadi
pasti ada pesan dibaliknya. Dan salah satunya adalah kau tidak boleh lengah
dalam kondisi apapun pada saat berburu. Jika lengah maka kejadian ini akan
terjadi terus menurus” ujar Smoke.
“kau benar, ini semua salahku. Tapi aku tidak
akan mebiarkan kejadian ini terulang kembali. Aku akan melindungi teman-temanku
meskipun nyawaku taruhannya” tutur Flinch menyakinkan. “kau harus memegang
ucapanmu, karena seorang Hunter tidak akan pernah menarik kembali ucapannya”
balas Smoke. “ya master, selama aku hidup aku tidak akan mengecewakan
teman-temanku” Flinch dengan tatapan serius. “nah, itu baru namanya seorang
Hunter. Nanti malam kita akan mengambil misi. Karena pada malam hari para
monster itu sedang istirahat. Kesempatan kita untuk membasmi mereka akan lebih
mudah. Jika kau tidak mau ikut juga tak apa, aku tidak memaksamu” Smoke yang
menawarkan Flinch. “sebenarnya aku ingin ikut, tapi siapa yang akan menjaga si
bodoh ini?” tanya Flinch. “kan tadi sudah kubilangi, dia tidak apa-apa. Banyak
dokter dirumah sakit ini, gimana masih mau ikut misi atau tidak?” Smoke yang
berbalik menanya Flinch. “kalau begitu baiklah, aku akan ikut. Kita akan
berburu apa nanti malam?” Flinch penasaran. “kita akan mengambil 2 misi
sekaligus. Yaitu misi The Land Shark
dan Paralyzing Bite. Monster yang
kita buru ialah Cephadrome dan Gendrome. Sebaiknya kita ke penginapan dulu”
Jawab Smoke.
Setelah itu mereka kembali ke penginapan
untuk mengambil istirahat sejenak dan menyiapkan perbekalan yang akan dibawa. Pukul
18.00 para Hunter desa Jumbo berkumpul di Guild Hall. “hey Smoke, mana
anggotamu satunya?” tanya Mizuki. “dia ada di rumah sakit, dia tidak bisa ikut.
Beberapa tulangnya patah karena disembur water cannon nya Daimyo” jawab Smoke
santai. “apa kau tidak memberitahu gerakan dasar Daimyo?” Mizuki bertanya lagi.
“aku lupa tentang itu, kejadian ini tidak akan terulang kembali. Aku jamin itu”
jawab Smoke lantang. “aku pegang ucapanmu, baiklah aku akan berangkat
menjalankan misi dulu. Ayo Ryuga, Natsu kita berangkat” tutur Mizuki. “oke
master, kita duluan ya Flinch” kata Natsu. “kalian berdua hati-hati ya!” jawab
Flinch.
Sesudah percakapan itu, Smoke dan Flinch
pergi menjalankan misinya. Mereka kembali ke camp yang mereka dirikan pada
siang tadi. “jadi apa yang kita buru pertama, master?” Flinch bertanya. “kita
akan berburu Chepadrome terlebih dahulu, baru kita memburu Gendrome” jawab
singkat Smoke. “bagaimana kalau kita bagi tugas saja. Anda berburu Chepadrome
aku Gendrome” usul Flinch. “aku lupa memberitahumu kalau lima hari pertama para
hunt instructor sepakat akan mendampingi anggotanya. Lima hari sisanya mereka
akan dilepas untuk berburu sendiri, saat ini lebih baik kita berburu bersama
saja” tutur Smoke. “begitu ya, tapi ngomong-ngomong area mana yang akan kita
tuju pertama?”tanya Flinch. “menurut radar, Cephadrome masih berkeliaran
disekitar area 2. Jadi itulah area yang kita tuju pertama, ayo segera
berangkat” ajak Smoke.
Mereka berdua pun menuju ke area 2 tempat Cephadrome
berkeliaran. Yang jaraknya hanya 50 meter dari camp. Sesampainya disana Smoke
melihat si ‘Hiu Pasir’ sedang ‘berenang’ bebas di lautan pasir. “lihat itu
Flinch, sirip hitam yang muncul kepermukaan tanah. Itu adalah Chepadrome,
kelihatannya dia sudah menetaskan telurnya. Cephalos-Cephalos disekelilingnya
itu adalah anak dari Cephadrome. Pinjamkan telingamu akan kukatakan strategiku,
sebelum itu minumlah hot drinkmu untuk menjaga kehangatan tubuh” ucap panjang
Smoke. Setelah mendengar strategi Smoke, Flinch langsung memancing perhatiannya.
Alhasil Chepadrome melihat mereka berdua dan menghampiri Flinch. “sekarang
lempar Sonic Bombmu” perintah Smoke. Bwunggg darr kiiiiingggggg. Suara
ultrasonic dari Sonic Bomb telah berhasil mengeluarkan si ‘Hiu Pasir’ dan
beberapa anaknya.
“aku urus induknya kau urus anaknya.
Hati-hati dengan kibasan ekornya dan hantaman tubuhnya” ucap Smoke. “yosh”
jawab Flinch. Dia segera mengambil bagiannya dan dia berhasil membunuh beberapa
ekor Cephalos. Setelah itu, dia langsung membantu Smoke yang kewalahan. “perlu
bantuan master?, urusanku sudah selesai” ucap Flinch. “kerja bagus, sekarang
hantam dia dengan teknik charge tepat di bagian kaki kiri. Aku akan memancing
perhatiannya dari depan” cetus Smoke. “hyaaaaa (jduuummmm)” Flinch menyerang
dengan teknik charge. Setelah mendapat serangan itu, Cephadrome terjatuh. Mereka
melakukan serangan bertubi-tubi secara bersamaan. Slashhh bzzztt, bwungg bzzzt,
crattt bzzt. Suara Devil Slasher milik Smoke yang menghujani serangan demi
serangan pada Cephadrome. Begitu juga dengan Flinch, dia menghantam Cephadrome
dengan Bull Task Hammer miliknya tanpa ampun.
“akhirnya mati juga dia, segera carve lalu
kita kembali ke base camp untuk istirahat sebentar dan menyusun rencana” ucap
Smoke. Sesampainya di camp, Smoke mengatakan gerakan dasar Gendrome. “dengar
Flinch, Gendrome dan Genprey punya cakar
yang bisa membuatmu terkena stun untuk beberapa saat. Biasanya dia meloncat
kearah mangsa kemudian men stun mangsanya. Jadi kau harus bisa menghindari
loncatannya. Jika kau terkena stun, mereka akan menyerangmu tanpa ampun. Tapi
jika itu terjadi aku akan melindungimu sampai kau bisa bergerak kembali” ucap
panjang Smoke. Glukkk, Flinch menelan ludahnya. “baiklah aku mengerti” jawab singkat Flinch. “asah senjatamu. ikut
aku, kita akan mencarinya disekitar gurun” ajak Smoke.
Di perjalanan, Smoke melihat seekor Gendrome
yang membawa sepotong daging dari bangkai Cephadrome. “sttt, cepat bersembunyi
dibalik batu, ada seekor Gendrome” perintah Smoke pada Flinch. “jadi itu yang
namanya Gendrome, tapi apa yang dilakukannya malam-malam?” tanya Flinch.
“jangan-jangan, dia juga berhasil menetaskan telurnya. Kita akan membuntutinya,
siapa tahu dia menuju sarangnya” cetus Smoke. Mereka segera membuntuti Gendrome
hingga ke sarangnya dan tebakan Smoke benar. Sepasang Gendrome telah memberi
makan bayi mereka. “pancing perhatiannya, bunyikan Flutemu” tutur Smoke.
Tooeet, toeet, tttooooeeet. Bunyi flute yang ditiup Flinch, kedua Gendrome itu
mendengarnya. Koooarr, koarrr, kooaarr. Gendrome memanggil para Genprey.
Kini mereka berdua berhadapan dengan 2
Gendrome dan beberapa Genprey. “sial,kenapa ada banyak Genpey, Flinch kita bagi
tugas. Kau urus 1 gendrome dan 1 Genprey” ucap Smoke. “oshh” jawab Flinch.
“lempar Flash Bomb” perintah Smoke. Bwuungg, darrr claaanggg. Terlihat kilatan
cahaya yang membuat para Gendrome dan kawanan buta sesaat. “serang dulu para
genprey” cetus Smoke. Setelah mengatasi para Genprey yang buta sesaat, barulah
mereka berhadapan dengan kedua Gendrome yang baru sadar akibat kilatan cahaya
Flash Bomb. Jdummm, jduummm, jduummm, bwunggg. Cratttt bzzzzt, slashhh
bzzztttt. Mereka menyerang Gendrome tanpa ampun hingga menjemput ajalnya.
“akhirnya, misi kita selesai. Aku akan mengkulitinya”
ucap Flinch senang. “setelah kau selesai mengcarve, susulah aku di camp aku
akan mengemas material yang kita dapat hari ini” cetus Smoke. “tapi master,
gimana anak para Gendrome ini. Dia masih kecil dan tak berdaya” jawab Flinch.
“rupanya kau belum mengerti apa itu hukum alam?. Di alam liar yang kuat yang
menang. Yang lemah akan tersingkir. Hidup memang perlu perjuangan, jadi
biasakanlah dirimu pada alam liar” kata Smoke. Flinch hanya bisa menganggukan
kepala dan Smoke pergi ke camp untuk membereskan material yang akan dibawa ke
kota. Setelah melewati perbururan yang panjang, mereka berdua kembali ke kota
untuk mengambil istirahat. “istirahatlah, kita akan melanjutkannya besok pagi”
tutur Smoke. “oke master” jawab Flinch singkat.
Para hunter desa Jumbo telah melewati hari
demi hari untuk menjalankan misi yang mereka ambil. Hari ke-3 di kota Oasis,
mereka menjalankan rutinitas seperti biasanya yaitu berburu monster. Sepulang dari menjalankan misi, Flinch segera
menjenguk Marco seperti biasanya. Setelah sampai di rumah sakit, dokter yang
merawat Marco mengatakan bahwa dia telah siuman. Dengan perasaan senang, Flinch
langsung menemuinya dikamar rumah sakit dimana Marco dirawat.
“akhirnya kau siuman” Flinch menjitak Marco.
“heeh, kau kira aku akan mati dengan mudah? Aku tidak akan mati sebelum
membunuh Fatalis” Marco dengan wajah meyakinkan. “dasar bodoh, baru saja kau siuman malah mengatakan hal itu. Kau
ingin kehidupan kedua ya?” remeh Flinch. “aku gak peduli, aku akan membalaskan
dendam ayahku. Weekkkk” ejek Marco. “aku ingin menanyakan satu hal padamu,
kenapa waktu itu kau melindungiku dari water cannon Daimyo?, padahal kau bisa
menggunakan waktumu untuk meminum potion” Flinch bertanya. “melindungi? Siapa
yang melindungimu. Pagi itu aku belum mandi, ketika aku melihat Daimyo
mengeluarkan water cannon aku segera mendatanginya untuk mandi. Tak kusangka
semburannya terlalu kuat, jadi aku terpental deh” hibur Marco. “dasar bodoh.
Kau selalu membantuku tapi yang bisa kulakukan adalah menjitak kepalamu saja”
sesal Flinch.
“sudahlah tak usah dibahas lagi, bagaimana
misimu ?” tanya Marco. “sejauh ini aku hanya memburu 3 bos monster. Setelah
hari ke-5 para hunt instructor akan melepas anggotanya untuk menjalankan misi
sendiri” perjelas Flinch. “haaa? Bagaimana denganku, kata dokter aku boleh
berburu lagi setelah dirawat 2 hari mulai dari sekarang” Marco bingung. “tenang
saja aku akan menyampaikan info yang kudapat dari misiku setelah kau sembuh
total” tutur Flinch. “ok, kalau begitu kemballah ke penginapan, aku mau
istirahat untuk memulihkan tubuhku” suruh Marco. Flinch pergi meninggalkan
Marco untuk membiarkannya istirahat.
Keesokan harinya setelah berburu, Flinch
langsung pergi ke kamar Marco dan membawa sebotol obat racikannya sendiri. “hey,
Marco. Coba kau minum Herbal Medicine ini. ini buatanku sendiri lho”. Gluukk,
Marco meneguk obat yang diberikan Flinch. “heemmm, rasanya enak (glukkk,
glukkkk) terbuat dari apa?” tanya Marco. “apa kau yakin mau mendengarnya”
Flinch meyakinkannya. “ya, cepatlah beritahu aku” Marco kesal. “baiklah kalau
kau memaksa, resep sebenarnya Herbal Medicine itu adalah insect husk, garbage
serta dung” jelasnya. Glukkk, gluuukk, Marco masih asyik meminum obatnya. Tiba-tiba
“(sprooootttt) hueekkkk, uhuuk uhukkk. apa kau bilang? DUNG? GARBAGE? Kau
mencoba membunuhku ya“ Marco menyemburkan obat yang akan ditelannya. “itu resep
yang diajarkan master padaku” jawab singkat Flinch. “hueekkk cuhh, tapi rasanya
enak juga (glukkkk, gluuuk)” Marco meminumnya lagi. Glodakkkk, “ternyata lebih baik dia
pingsan saja” batin Flicnh.
Hari ke-5 di kota Oasis, para hunter desa
Jumbo masih menjalankan pekerjaan mereka untuk menyingkirkan monster. Para
monster Dessert pun perlahan-lahan mengalami penurunan, tapi jumlah mereka masih
banyak. Dan pada hari itu, Marco yang pingsan 3 hari 2 malam tersebut kembali
bergabung dengan timnya. “master aku punya permintaan. Pada misi kali ini kita
akan memburu Daimyo lagi. Tapi kalian berdua akan menjadi backup ku, yang
memburunya adalah aku sendiri” pinta Marco. “apa kau gila, kau baru saja pulih.
Rupanya kau bosan hidup ya?” remeh Flinch. “baiklah akan kuturuti” jawab Smoke.
“terima kasih Master”
Sesampainya di Dessert Marco langsung mencari
nya. Tak lama kemudian dia bertemu Daimyo. Tak ingin mengulangi kesalahan ke
2x, dia menjalankan misi dengan hati-hati. Pertarungan Marco dengan Daimyo
berakhir dengan kemenangan Marco. Dia membawa capit Daimyo untuk membuktikan
kalau dia berhasil. “haah, haaah lihat aku berhasil” Marco kelelahan. “bagus
Marco, lain kali jangan memaksakan diri. Ingat kita adalah tim” Smoke
menasehatinya.
Marco yang pulih dari cedera yang dialaminya,
sudah bisa menjalankan misi bersama tim. Pada keesokan harinya mereka akan
dilepas untuk berburu sendiri. Itu berarti perjuangan mereka akan semakin
berat. Seperti apa perjuangan para Hunter baru menjalankan misinya sendiri?
To
Be Continued…..
Part
6 End
Story
Writer : Rojik Ojik
Pengisi
cerita :
Aldi Rivaldi as Natsu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
budayakan berkomentar pada kolom yang tersedia dengan sopan. Jika ingin mengcopy isi blog harap disertakan sumbernya dan meminta ijin terlebih dahulu, hargai penulisnya. Salam Blogger :D